“Jadi ada kesepakatan bahwa joint communique akan dikeluarkan. Saat ini negosiasi mengenai paragraf Myanmar pada level menlu masih berlangsung,” kata Retno.
Terlepas dari berbagai perkembangan mengenai situasi Myanmar, Retno menegaskan bahwa penyaluran bantuan kemanusiaan akan terus dilakukan karena menyangkut kepentingan langsung rakyat Myanmar.
“Kepentingan rakyat Myanmar selalu menjadi perhatian utama ASEAN,” tutur dia.
Sebelumnya, pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan beberapa poin dari Konsensus Lima Poin akan dijalankan tahun ini.
Dalam pidatonya di televisi pemerintah pada 1 Agustus 2022, Min Aung Hlaing mengatakan tahun ini, karena semua situasi sedang berlangsung, poin-poin yang paling mungkin dari Konsensus Lima Poin akan dilaksanakan di bawah kerangka kerja ASEAN.
Myanmar tidak dapat memenuhi konsensus tersebut tahun lalu karena "kurangnya stabilitas", yang sebagian disebabkan oleh pandemi virus corona.
Konsensus Lima Poin itu telah disepakati oleh para pemimpin ASEAN, termasuk perwakilan Myanmar, dalam pertemuan di Jakarta pada April tahun lalu.
Konsensus tersebut menyerukan “penghentian segera kekerasan” dan semua pihak melakukan “pengendalian sepenuhnya”; dialog konstruktif di antara semua pihak; mediasi pembicaraan oleh utusan khusus ketua ASEAN; ketentuan bantuan kemanusiaan yang dikoordinasikan oleh ASEAN; serta kunjungan ke Myanmar oleh delegasi ASEAN yang dipimpin oleh utusan khusus, untuk bertemu dengan semua pihak yang berkonflik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Retno: Tidak ada kemauan junta Myanmar untuk jalankan konsensus ASEAN