Mahasiswa praktik di dua hotel Penang

id Atdikbud

Mahasiswa praktik di dua hotel Penang

Atdikbud Prof Dr Ari Pubayanto saat rapat di Kinabalu (Foto ANTARA / Dok)

"Pada saat berangkat ke Malaysia rata-rata dari mereka harus membayar delapan sampai sepuluh juta per orang kepada agen. Waktu praktik kerja mereka mulai dari jam 09.00 pagi sampai jam 17.00 sore, sedangkan uang sak yang mereka terima RM 400 hingga 5
Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Sebanyak 15 orang mahasiswa asal Indonesia melakukan Praktik Kerja Indusri (Prakerin) di Hotel The Wembley dan Hotel Cititel Penang, Negara Bagian Penang, Malaysia, selama enam bulan.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, Prof. Ari Purbayanto bersama staf, Senin, melakukan kunjungan monitoring terhadap mahasiswa yang sedang melakukan Prakerin tersebut.

Kedatangan Atdikbud diterima oleh Asisten Manajer Hotel The Wembley Muhammad Najib Bin Saari dan para mahasiswa yang sedang Prakerin di hotel tersebut.

Pada pertemuan tersebut Ari Purbayanto menyampaikan arahan bahwa salah satu tugas Atdikbud KBRI Kuala Lumpur adalah melakukan pemantauan dan pengawasan serta perlindungan terhadap mahasiswa dan pelajar yang melakukan praktik kerja industri di hotel-hotel dan industri di Malaysia.

"Tugas ini penting karena untuk mengetahui kondisi mahasiswa yang praktik bekerja secara langsung, mengingat para mahasiswa rentan dieksploitasi dan menjadi korban `human trafficking` di tempat kerja. Oleh karena itu KBRI Kuala Lumpur secara rutin terus memberikan pengawasan," kata Ari.

Jumlah mahasiswa yang praktek di Hotel The Wembley sebanyak tujuh orang sedangkan di Hotel Cititel berjumlah delapan orang.

Mereka berasal dari Management Perhotelan (UNTAG Prima) Cirebon, Abdi Bangsa Institute, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Sangkuriang Hotel Institute, SMHI Bogor dan Subang International Hotel Institute.

"Pada saat berangkat ke Malaysia rata-rata dari mereka harus membayar delapan sampai sepuluh juta per orang kepada agen. Waktu praktik kerja mereka mulai dari jam 09.00 pagi sampai jam 17.00 sore, sedangkan uang sak yang mereka terima RM 400 hingga 500 per bulan dengan lama praktik enam bulan," katanya.

Ari mengatakan pihaknya juga memastikan bahwa mereka praktik bekerja secara legal dengan izin tinggal yang sah dan disediakan penginapan yang layak.

Pada kesempatan yang sama Ari berpesan agar para mahasiswa melapor diri ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang sehingga konsulat mengetahui keberadaan mereka dan mudah memberikan bantuan jika terjadi masalah.

Dia juga memberikan motivasi agar para peserta Prakerin dapat menyesuaikan diri di tempat kerja dan harus percaya diri untuk terbiasa menggunakan Bahasa Inggris, meningkatkan keterampilan dan kompetansi, serta menjaga komunikasi dengan pihak hotel.

"Ini penting agar ketika selesai kuliah meraka mampu bersaing di pasar global dan meraih peluang bekerja menjadi tenaga profesional atau ekspatriat dengan gaji yang baik," katanya.

Sementara itu Asisten Manajer Hotel The Wembley Muhammad Najib Bin Saari mewakili pihak hotel mengucapkan terima kasih atas monitoring yang dilakukan oleh Atdikbud dan staf.

Najib menjelaskan bahwa pihak hotel akan selalu memastikan hak-hak para mahasiswa seperti uang saku, insentif lembur, dan cuti terpenuhi sebagaimana yang tertuang dalam kontrak Prakerin.

Dia menjelaskan Hotel Cititel merupakan satu perusahaan dan di bawah manajemen Hotel The Wembley sehingga para mahasiswa Prakerin di kedua hotel ditempatkan dalam satu tempat tinggal yang sama.