Risma jadi pembicara Forum Perkotaan Dunia

id World Urban Forum,Tri Rismaharini,Walikota Surabaya

Risma jadi pembicara Forum Perkotaan Dunia

Paviliun Indonesia di World Urban Forum KLCC (Foto ANTARA / Agus Setiawan) (1)

"Pada forum itu, bu wali kota akan memberikan paparan mengenai upaya Kota Surabaya dalam mengurangi kejahatan seksual terhadap wanita serta kebijakan-kebijakan yang dilakukan dalam isu pemberdayaan perempuan," kata dia.
Surabaya, (AntaraKL) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi pembicara di acara World Urban Forum (WUF) atau forum perkotaan dunia ke-9 yang digelar di Kota Kuala Lumpur, Malaysia, pada 7-13 Februari 2018. 

Kepala Sub Bagian Kerja Sama Luar Negeri Pemkot Surabaya Yanuar Hermawan, di Surabaya, Kamis, mengatakan wali kota sudah berangkat ke Kuala Lumpur sejak Rabu (7/2) sore, untuk menghadiri WUF bertema "Cities 2030, Cities for all: Implementing the new urban agenda".

"Kunjungan ini untuk memenuhi undangan dari Seknas Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat karena Surabaya sebagai salah satu perwakilan Indonesia," katanya.

Menurut dia, WUF adalah forum non-legislatif tingkat dunia yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali oleh UN Habitat sejak tahun 2002. Sebagai forum tingkat dunia, WUF ini akan dihadiri oleh 193 negara anggota PBB.

Adapun fokus dari WUF ini adalah bidang pembangunan berkelanjutan dan permukiman.

Forum ini menghadirkan sejumlah ahli dari berbagai bidang, termasuk dari pemerintah nasional, regional, daerah, NGO, para profesional, lembaga penelitian dan pendidikan, sektor swasta, media, lembaga PBB, dan lembaga internasional lainnya.

"Forum ini menjadi forum pertama yang mendiskusikan tentang implementasi tujuan-tujuan dalam agenda baru perkotaan yang diadopsi pada forum Habitat III di Quito tahun 2016," ujarnya.

Sementara Kota Surabaya, kata dia, merupakan salah satu kota yang memiliki peran penting dalam perumusan naskah agenda baru perkotaan karena telah menjadi tuan rumah PrepCom 3 konferensi habitat III yang membahas zero draf dokumen agenda baru perkotaan.

Selain itu, lanjut dia, model perkembangan perkotaan yang dilakukan oleh Surabaya dan inovasi-inovasi pembangunan yang diterapkan serta perannya dalam perumusan agenda baru perkotaan telah diakui dunia.

"Makanya, Bu Wali Kota diundang oleh Sekretariat Nasional Habitat untuk menjadi pembicara dalam sesi dialog bertema transformative partnerships in urban management," katanya.

Yanuar memastikan bahwa dialog WUF ini akan mengeksplorasi pengalaman beberapa negara dan daerah tentang inovasi yang telah dilakukan sejak 2015 untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan agenda baru perkotaan.

Termasuk pula kerja sama yang telah terbentuk dan yang baru akan dilakukan, perangkat dan indikator yang dikembangkan untuk pengembangan kapasitas dan monitoring, serta pendekatan inklusif yang responsif usia dan gender.

Pada hari yang sama, Risma akan menjadi pembicara yang digelar oleh organisasi "women in cities international" bersama dengan asosiasi kota-kota metropolis dunia.

Acara tersebut mengangkat tema kebijakan metropolitan dalam mengimplementasikan tujuan pembangunan berkelanjutan dan agenda baru perkotaan sebagai kota yang aman bagi wanita dan anak-anak perempuan.

"Pada forum itu, bu wali kota akan memberikan paparan mengenai upaya Kota Surabaya dalam mengurangi kejahatan seksual terhadap wanita serta kebijakan-kebijakan yang dilakukan dalam isu pemberdayaan perempuan," kata dia.

Selain dua forum tersebut, Risma pada 8 Februari 2018, diminta oleh Asian Habitat Society untuk memaparkan materi yang bertema menciptakan lanskap perkotaan demi mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

Ia diminta menjadi pembicara karena Kota Surabaya pernah meraih penghargaan Asian Townscape Award tahun 2013 di Kota Fukouka Jepang.
"Penghargaan itu diberikan atas upaya terbaik transformasi Taman Bungkul menjadi taman kota ikon Kota Surabaya dan sebagai pusat kegiatan masyarakat," ujarnya.

Dalam forum ini, Asian Habitat Society juga mengundang pembicara pejabat dari lembaga internasional, pejabat pemerintah daerah, ahli lanskap dan ilmuwan, serta perwakilan dari perusahaan desain dan pengembangan.

Para pembicara ini akan memperkenalkan prestasi, pengalaman, kebijakan dan pelajaran tentang bagaimana menciptakan lanskap perkotaan demi mendukung pembangunan berkelanjutan.

"Di forum ini, bu wali kota akan memaparkan best practices terkait program-program pengembangan infrastruktur dan penataan ruang di Surabaya dalam kerangka tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan agenda baru perkotaan, terutama dalam pengembangan Taman Bungkul," katanya.