Penjelasan Menlu Malaysia terkait kehadiran Israel di WUF

id World Urban Forum

Penjelasan Menlu Malaysia terkait kehadiran Israel di WUF

Ilustrasi - Paviliun Indonesia di World Urban Forum KLCC (Foto ANTARA / Agus Setiawan)

"Penyertaan Israel dilakukan PBB melalui Program Penempatan Manusia PBB (UN-Habitat) selaku penyelenggara WUF 9," kata Anifah Aman dalam pernyataannya kepada media di Kuala Lumpur, Kamis.
Kuala Lumpur,  (AntaraKL) - Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Anifah Aman menegaskan kehadiran Israel pada Forum Kota Sedunia Kesembilan (World Urban Forum / WUF 9) adalah tindak lanjut undangan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Penyertaan Israel dilakukan PBB melalui Program Penempatan Manusia PBB (UN-Habitat) selaku penyelenggara WUF 9," kata Anifah Aman dalam pernyataannya kepada media di Kuala Lumpur, Kamis.

Anifah mengemukakan itu menanggapi pernyataan Ketua Partai Amanah Negara Terengganu Datuk Raja Kamarul Bahrin Shah Raja Ahmad, yang juga anggota parlemen Kuala Terengganu, yang menyatakan pemerintah bungkam terhadap persoalan yang ditimbulkan rakyat mengenai kedatangan Israel ke Malaysia.

"Kita ingin tegaskan tidak seperti surat undangan kepada negara lain, surat undangan kepada Israel bukan ditandatangani oleh siapapun pegawai di Malaysia," katanya.

Sebaliknya, ujar dia, ditandatangani Direktur Eksekutif UN-Habitat, selaras Perjanjian Negara Penganjur (HCA) yang disegel antara organisasi berkenaan dan Malaysia.

"Artikel III perjanjian itu diantaranya menyatakan penyertaan dalam forum yang diadakan di Pusat Konvensi Kuala Lumpur dari 7 hingga 13 Februari lalu itu dibuka kepada seluruh keanggotaan PBB dan agen khusus," katanya.

Anifah mengatakan pendirian Malaysia terhadap Israel tidak berubah justru apapun penyataan sebaliknya yang didalangi segelintir pihak berhubung perkara terkait sekedar berniat jahat dan berbahaya.

"Harus diingatkan, pelbagai pihak menyatakan WUF9 dikelola dengan berhasil dengan menyaksikan peningkatan profil dan mencerminkan pencapaian Malaysia dalam berpromosi, menyuarakan serta melaksana agenda kota baru," katanya.

Selain itu, ujar dia, forum ini diikuti lebih 25.000 orang melibatkan perwakilan dari 69 negara di tingkat menteri.