PWM Jatim perluas wawasan ke Thailand - Malaysia

id Muhammadiyah Jatim

PWM Jatim perluas wawasan ke Thailand - Malaysia

Pengajian di PRIM Klang Lama (1)

"Kalau wawasan kita luas pergaulan bisa luwes. Bisa toleran melihat perbedaan yang ada di sekitar kita. Kalau luwes bisa melihat realitas dari berbagai warna bahwa kebenaran bisa dilihat dari berbagai macam," katanya.
Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Rombongan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) yang berasal dari sejumlah daerah di Jawa Timur memperluas wawasan dengan melakukan kunjungan ke Thailand dan Malaysia pada 2 hingga 5 Maret 2018.

Wakil Ketua PWM Jawa Timur, Najib Hamid MSi di Kuala Lumpur, Senin mengatakan, rombongan sebanyak 38 orang itu berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Ponorogo, Malang, Blitar, Probolinggo, Trenggalek, Nganjuk, Gresik dan Pacitan.

Kegiatan yang diberi nama "Rihlah Dakwah III" tersebut diselenggarakan untuk yang ketiga kalinya. Kegiatan pertama diselenggarakan di Singapura sedangkan kegiatan kedua mengunjungi sejumlah pesantren di Thailand.

"Kegiatan di Thailand kali ini dikemas dalam bentuk seminar internasional di Universitas Yala Rachabat dengan tema `Peran Muhammadiyah Dalam Pembangunan Masyarakat Islam di ASEAN dan Internasional`," katanya.

Sebagai pembicara adalah Najib hamid sendiri, Wakil Ketua Aisyah Jawa Timur, Rukmini, Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang, Dr Latipun, perwakilan PCIM Malaysia, Hani Adhani dan Ketua Muhammadiyah Thailand, Abdul hafiz.

"Seminar ini berlangsung di Thailand Selatan. Wilayah yang selama ini dikenal cukup rawan dan kami diminta berhati-hati. Saat seminar juga banyak intelijen yang hadir. Alhamdulillah berlangsung lancar," katanya.

Setelah acara di Thailand rombongan melanjutkan perjalanan ke Dewan Mutiara di Jalan Klang Lama Kuala Lumpur, Minggu (4/3) malam untuk menghadiri silaturahim dan pengajian bersama Pengurus Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) Klang Lama.

Secara berseloroh dia mengatakan kader yang berkemajuan adalah kader yang mempunyai paspor.

"Kalau wawasan kita luas pergaulan bisa luwes. Bisa toleran melihat perbedaan yang ada di sekitar kita. Kalau luwes bisa melihat realitas dari berbagai warna bahwa kebenaran bisa dilihat dari berbagai macam," katanya.

Dia mengatakan Islam memang tunggal tetapi pemahaman Islam bisa beragam sehingga mesti dipahami.

"Kalau tidak luwes saat melihat orang yang beda dengan yang diyakini gampang menyalahkan. Tidak bisa bermuhammadiyah dengan gembira. Yang Muhammadiyah bilang kami yang benar, yang lain bilang kami juga benar," katanya saat memberikan pengajian.

Pada kesempatan tersebut Najib memuji para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang merantau di Malaysia masih bisa aktif menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan disela-sela bekerja mencari nafkah untuk keluarga yang ada di tanah air.

Kegiatan yang digagas Dr Latipun yang meraih doktor dari sebuah universitas di Malaysia tersebut akan dilanjutkan pada tahun mendatang dengan negara tujuan berbeda serta peserta dan panitia yang berbeda pula.