Gerindra Malaysia bentuk pengurus baru

id Partai Gerindra Malaysia,Partai Gerindra,Partai Politik

Gerindra Malaysia bentuk pengurus baru

Saat penyerahan kepengurusan baru ke DPP Partai Gerindra di Jakarta. (1)

"Diantara sejumlah nama yang masuk pengurus adalah Penasehat Mat Yunus Bin Dahlan, Wakil Ketua Mahmud Millok, Sekretaris Sadri Rifai, Wakil Sekretaris Fayez Ghazi dan Bendahara Sabrina Intan," ujar pria yang akrab dipanggil Eddy tersebut.
Kuala Lumpur, (Antara) - Dewan Pengurus Luar Negeri (DPLN) Partai Gerinda Malaysia telah membentuk kepengurusan baru Periode 2017 - 2021.

"Pengurus terdiri dari 37 orang dan akan ditambah sampai 50 orang termasuk saksi," ujar Ketua DPLN Partai Gerindra Malaysia, Darsil Bin Abd Muis di Kuala Lumpur, Senin.

Dia mengatakan kepengurusan baru tersebut sudah terbentuk pada awal tahun 2018.

"Diantara sejumlah nama yang masuk pengurus adalah Penasehat Mat Yunus Bin Dahlan, Wakil Ketua Mahmud Millok, Sekretaris Sadri Rifai, Wakil Sekretaris Fayez Ghazi dan Bendahara Sabrina Intan," ujar pria yang akrab dipanggil Eddy tersebut.

Dia mengatakan pihaknya sudah melakukan pertemuan pengurus selama empat kali.

"Pertemuan pertama dan kedua di Restoran Yusuf Haslan dekat Jalan Setapak, ketiga di Restoran Garuda Jalan Raja Abdulah dan ke empat di Restoran Arraziq Jalan Putra," katanya.

Dia mengatakan saat ini pihaknya tengah menunggu Surat Keputusan (SK) pengesahan dari DPP Partai Gerindra di Jakarta.

Darsil mengatakan pihaknya juga sudah melakukan kegiatan diantaranya menjenguk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang sakit dan menyapa TKI di kongsi (tempat tinggal TKI) Selangor.

"Kami telah mengunjungi Pak Usman di Jalan Imbi. Beliau sakit dan kami memberikan sumbangan seiklasnya dari pengurus," katanya.

Saat berkunjung ke kongsi TKI, ujar dia, pihaknya menerima sejumlah keluhan diantaranya soal pengurusan paspor dan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP).

"Mereka memberi masukan perlunya perhatian lebih KBRI kita terhadap TKI yang ditahan di-camp tahanan. Ada yang sampai satu tahun di camp karena tak ada SPLP dan paspor," katanya.

Darsil mengatakan mereka titip pesan agar pengurusan paspor atau SPLP bisa dipermudah.

"Tidak mempunyai dokumen (kosongan) sepertinya jalan yang tetbaik bagi TKI kita sekarang. Mereka sudah pasrah dengan keadaan karena selalu terkena tipu saat membuat permit kerja. Ada yang tertipu sampai tiga kali RM 12 ribu. Paspor-nya dibawa lari agen," katanya.