Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan di Jakarta, Selasa, menguat 1 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.694 per dolar AS dari Rp16.695 per dolar AS.
Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan nilai tukar rupiah berpotensi menguat karena investor Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan nilai tukar rupiah berpotensi menguat karena investor menunggu dan melihat menjelang rilis data indeks keyakinan konsumen Indonesia (IKK).
"Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan stagnan dengan kecenderungan menguat terbatas. Investor menunggu dan mencermati rilis data indeks keyakinan konsumen Indonesia yang diperkirakan sedikit lebih tinggi," ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Pada Oktober 2025, Bank Indonesia mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada pada level optimis (indeks >100) sebesar 121,2, lebih tinggi dibandingkan indeks bulan sebelumnya sebesar 115,0.
Keyakinan konsumen pada bulan tersebut didukung oleh peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing tercatat sebesar 109,1 dan 133,4, lebih tinggi dibandingkan indeks bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 102,7 dan 127,2.
Untuk November 2025, lanjutnya, IKK diperkirakan naik dari 121,2 menjadi 122.
Sentimen lain terhadap rupiah datang dari perkiraan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) minggu ini.
"Indeks dolar AS sendiri stagnan karena antisipasi FOMC besok. The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps, tetapi akan memberikan pernyataan yang agresif tentang prospek pemangkasan di masa mendatang," kata Lukman.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Antaranews.com dengan judul: Rupiah Menguat, Investor "Tunggu" Rilis IKK IndonesiaIKK Indonesia
