Rusdi Kirana harapkan pembukaan sekolah di Semenanjung

id Rusdi Kirana,CLC

Rusdi Kirana harapkan pembukaan sekolah di Semenanjung

Perdana Menteri Mahathir Mohamad bertemu Dubes Rusdi Kirana

"Sekarang ini kami belum mendapatkan izin pendirian sekolah di Semenanjung Malaysia sementara banyak anak-anak Indonesia di Semenanjung yang belum mendapatkan akses pendidikan," katanya.
Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Duta Besar Republik Indonesia di Malaysia Rusdi Kirana mengharapkan kepada pemerintah Malaysia agar mengizinkan pembukaan sekolah untuk Warga Negara  Indonesia (WNI) di Semenanjung Malaysia.

"WNI banyak di Malaysia baik yang ketrampilan maupun tidak. Harapan saya kepada pemerintah Malaysia agar memberikan akses pendidikan atau diberikan izin tempat pendidikan, biaya, guru dan kurikulum dari Indonesia," ujar Rusdi di Kuala Lumpur, Jumat.

Rusdi Kirana mengemukakan hal itu ketika diwawancarai media Malaysia usai Upacara HUT Kemerdekaan RI ke 73 di Wisma Duta terkait harapannya dalam hubungan Indonesia dan Malaysia.

"Sekarang ini kami belum mendapatkan izin pendirian sekolah di Semenanjung Malaysia sementara banyak anak-anak Indonesia di Semenanjung yang belum mendapatkan akses pendidikan," katanya.

Rusdi mengatakan untuk di Sabah dan Sarawak sudah mendapatkan akses pendidikan berupa Community Learning Center (CLC) sedangkan di Semenanjung Malaysia belum diizinkan.  

"Kami sudah membuka Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di KBRI tetapi tempat kami tidak cukup. Tidak hanya 1.000 hingga 2.000 anak tetapi puluhan ribu anak. Saya kira dari sisi agama, kemanusian dan PBB pendidikan itu wajib supaya bisa membaca dan menulis," katanya.

Rusdi mengharapkan memasuki HUT RI ke 73 tidak ada WNI yang buta huruf karena usia 73 tahun sebagai manusia itu sudah dewasa sehingga tidak mungkin memiliki cucu yang masih buta huruf.

"Ini yang kami 'concern' (peduli) kalau TKI yang tidak legal kami tidak terlalu 'concern' walaupun kami selalu mengatakan agar tidak pergi ke Malaysia tanpa membawa dokumen," katanya.  

Menanggapi adanya Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), dia mengatakan sekolah tersebut untuk yang berpenghasilan besar sedangkan untuk yang berpenghasilan kecil mereka tidak mampu membayar. 

"Saat ini Sabah sudah ada 230 CLC sedangkan di Sarawak 54 CLC. Sekolah ini kecil-kecil, satu sekolah bisa 20 hingga 30 orang murid. Lokasinya juga berjauhan satu dengan yang lain di ladang sawit," katanya.