Malaysia tambah bantuan Palu RM 500 ribu

id Wan Azizah Wan Ismail,Bantuan Tsunami Malaysia

Malaysia tambah bantuan Palu RM 500 ribu

Ilustrasi - Wakil Perdana Menteri Malaysia yang juga Menteri Pembangunan Wanita, Keluarga dan Masyarakat Dato Seri Dr. Wan Azizah Wan Ismail

"Menteri Keuangan telah menyetujui untuk menambah sumbangan RM500 ribu untuk disumbangkan kepada korban," katanya.
Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Pemerintah Malaysia memutuskan untuk menambah bantuan RM500.000 untuk membantu korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah sehingga total bantuan menjadi RM1 juta atau setara Rp3,6 miliar.

Sebagaimana disampaikan Wakil Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail  sebagaiimana dilansir The New Straits Times, Kamis, keputusan untuk menambah setelah pertemuan kabinet dengan Perdana Menteri Malaysia Dr Tun Mahathir Mohamad, Rabu. 

Sebelumnya Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail mengumumkan bahwa Malaysia akan menyumbang RM500 ribu dari the National Disaster Fund ke korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala pada Jumat, (28/09) tersebut.

"Menteri Keuangan telah menyetujui untuk menambah sumbangan RM500 ribu untuk disumbangkan kepada korban," katanya.

Walaupun dana tersebut digunakan untuk menanggulangi dampak gempa dan tsunami di Indonesia, ujar dia, namun kabinet menyetujui bahwa sebagian dana dapat dialokasikan untuk membantu korban di Sulawesi Tengah.

"Jika LSM memerlukan bantuan logistik, kami juga akan membantunya menggunakan alokasi anggaran yang ada," ujar Wan Azizah saat meluncurkan Bantuan Korban Tsunami Sulawesi di The Grand Hall, Lukut.

Hadir pada kesempatan tersebut istri Menteri Besar Negeri Sembilan, Wan Hasni Wan Yusof, Wakil Menteri Pariwisata Seni dan Budaya Muhammad Bakhtiar Wan Chik, Ketua DPRD Penang, Datuk Law Choo Kiang dan CEO Global Peace Mission Malaysia, Ahmad Fahmi Mohd Samsudin.

Wan Azizah yang juga Menteri Wanita Keluarga dan Pembangunan Komunitas mengatakan Malaysia meningkatkan bantuan karena hubungan persahabatan diantara kedua negara.

"Saya memahami korban sudah mencapai 1,407 orang dan jumlah tersebut akan terus bertambah. PBB melaporkan hampir 200.000 korban terkena dampak dan puluhan ribu korban adalah anak-anak," katanya.