Malaysia gandeng Jepara dirikan sentra ukiran

id Jepara,Sentra Ukiran,Menteri Pembangunan Usahawan,Malaysia Gandeng Jepara

Malaysia gandeng Jepara dirikan sentra ukiran

Menteri Pembangunan Usahawan Malaysia Datuk Seri Mohd Redzuan Yusof mengemukakan rencana kerja sama mewujudkan sentra ukiran dalam jumpa pers usai kunjungan ke Jepara disela-sela peresmian Media House Entertainment (MHE) di Wisma Trax Kuala Lumpur, Selasa. (1)

"Untuk tujuan ini MED menyiapkan memorandum kerjasama yang melibatkan ahli ukir Indonesia ke Malaysia untuk periode tertentu," katanya.
Kuala Lumpur, (Antara) - Kementrian Pembangunan Usahawan (MED) Malaysia ingin mendirikan sentra industri ukiran di Negeri Malaka bekerjasama dengan para pengrajin ukiran dari Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah.

Menteri Pembangunan Usahawan Malaysia Datuk Seri Mohd Redzuan Yusof mengemukakan rencana kerja sama mewujudkan sentra ukiran dalam jumpa pers usai kunjungan ke Jepara disela-sela peresmian Media House Entertainment (MHE) di Wisma Trax Kuala Lumpur, Selasa.

Saat jumpa pers menteri didampingi pejabat Kementrian Pembangunan Usahawan Normah dan CEO Media House Entertainment Dato` Seri Zaeinal Abidin Omar.

Redzuan mengatakan pihaknya didampingi perwakilan industri, Yayasan Restu dan Tekun telah melakukan kunjungan ke Jepara, Jawa Tengah pada 22 hingga 23 Oktober 2018.

"Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut kunjungan kami ke Bali 10 hingga 12 Oktober 2018 yang fokus pada sektor ukiran kayu, koperasi dan start up. Di Bali kami diarahkan langsung perdana menteri untuk ke Jepara sebagai hub kerajinan kayu di Indonesia," katanya.

Di Jepara Redzuan telah mengunjungi ke sejumlah fasilitas kerajinan kayu yang menjadi ekosistem kota.

Dia juga melakukan diskusi dengan otoritas setempat yang diharapkan bisa melakukan kolaborasi antara Indonesia dan Malaysia untuk membantu mengembangkan industri ukiran kayu yang bisa meningkatkan akses pasar furnitur dan kerajinan ukir di kedua negara.

"Untuk tujuan ini MED menyiapkan memorandum kerjasama yang melibatkan ahli ukir Indonesia ke Malaysia untuk periode tertentu," katanya.

Redzuan menilai Indonesia sukses dalam mengembangkan sektor ukiran dalam negeri sehingga bisa menghasilkan produk ukiran premium yang di-ekspor ke banyak negara.

Industri ukiran di Malaysia relatif belum dimanfaatkan. Berdasarkan data 2017 terdapat 400 usahawan terkait industri ukiran kayu yang telah mempekerjakan 1.300 pekerja.

Pada 2017 80 persen ekspor furnitur Malaysia berasal dari produk berbasiskan kayu. Berdasarkan data perusahaan UKM terdapat 23 eksportir kayu dan produk industri kayu.