WNI selamat terkait penemuan mayat di Selat Malaka

id Atase Polri KBRI Kuala Lumpur,Penemuan Mayat Selat Malaka

"Namun sampai saat ini kedua WNI tersebut tidak kembali ke rumahnya, dan pihak keluarga terkesan menutup-nutupi keberadaan kedua WNI tersebut," katanya.
Kuala Lumpur,  (ANTARA News) - Atase Kepolisian RI di Kuala Lumpur Kombes Pol Chaidir Zahari mengatakan menurut pengakuan dua orang yang selamat mereka memang terkait dengan penemuan-penemuan mayat di Selat Malaka.

"Kemarin saya dapat update dari Polda Riau, bahwa kedua orang yang selamat sudah ketemu dan mengaku memang terkait dengan masalah penemuan mayat-mayat di Selat Malaka," katanya Chadir di KBRI Kuala Lumpur, Selasa.

Dia mengatakan sebanyak 11 mayat telah ditemukan di wilayah Bengkalis Riau.

"Pada 23 November 2018, Atpol Kuala Lumpur memperoleh informasi berdasarkan laporan STP Johor bahwa pada 22 November 2018, terdapat dua WNI telah diselamatkan oleh pihak Kapal Ferry Indomal Express 5 route Dumai ? Melaka," katanya.

Kedua WNI tersebut mengaku sebagai nelayan yang menggunakan kapal perahu kayu dan mengalami kecelakaan karena cuaca buruk. Keduanya berhasil selamat karena menggunakan pelampung.

Identitas dua orang tersebut adalah Amid kelahiran Sungai Tingam 25 November 1987 dengan alamat Sungai Tingam,Rupat Utara, Bengkalis, Riau.

Kemudian Jamal kelahiran Sungai Tingam 31 Desember 1980 alamat Sungai Tingam, Rupat Utara, Bengkalis, Riau.

"Setelah mendapat perawatan di Hospital Besar Melaka dan kondisi membaik, keduanya dipulangkan ke Dumai dengan ferry oleh KJRI Johor Bahru," katanya.

Pada 25 November, Atpol memperoleh informasi dari Kapolsek Pulau Rupat Riau, bahwa pada 24 November 2018 pukul 14.00 Wib telah ditemukan satu orang mayat laki-laki tanpa identitas di Perairan Selat Malaka.

Pada mayat tersebut ditemukan uang Ringgit Malaysia berjumlah 2.600 pada celana dalam mayat dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, dugaan sementara mayat mati tenggelam dan saat ini mayat sedang dilaksanakan Proses Identifikasi Sat Reskrim Polres Dumai.

Selanjutnya Atpol Kuala Lumpur berkoordinasi dengan pihak Kapolsek Pulau Rupat untuk mencari kedua WNI yang telah dipulangkan oleh KJRI Johor, yang mungkin mengetahui permasalahan yang sebenarnya, karena diduga kuat kedua WNI yang ditemukan selamat sebelumnya merupakan bagian dari pelaku TPPO.

"Namun sampai saat ini kedua WNI tersebut tidak kembali ke rumahnya, dan pihak keluarga terkesan menutup-nutupi keberadaan kedua WNI tersebut," katanya.

Pada 5 Desember 2018 diperoleh update penemuan mayat dari Polres Bengkalis Polda Riau bahwa telah ditemukan 11 mayat dengan perincian tiga orang teridentifikasi dan sudah dibawa keluarga, enam orang di RSBP, satu orang penemuan sore ini 5 Desember 2018, satu orang dimakamkan di Dumai.

Tiga mayat yang sudah teridentifikasi adalah Mimi Dewi (32) sudah dijemput pihak keluarga tanggal 30 Nov 2018 dan dibawa ke Painan Sumbar.

Ujang Chaniago (48) sudah dijemput pihak keluarga 30 Nov 2018 dan dibawa ke Padang-Sumbar.

Kemudian Marian Suhadi (24) sudah dijemput pihak keluarga 4 Desember 2018 dan dibawa ke Langkat-Sumut.

"Dengan adanya indikasi sebagai mana diuraikan pihak Polda Riau perlu mengoptimalkan pencarian kedua WNI yang ditemukan selamat dan telah dipulangkan oleh KJRI Johor, mengingat keduanya adalah saksi kunci untuk mengungkap kasus penemuan mayat-mayat di selat Malaka," katanya.

Atpol Kuala Lumpur akan berkoordinasi dengan STP Johor dan Polres Bengkalis secara optimal untuk penanganan lebih lanjut.

"11 mayat yang ditemukan sampai saat ini diduga merupakan para TKI yang akan kembali ke Indonesia, karena pada salah satu mayat yang ditemukan terdapat uang Ringgit Malaysia dalam jumlah yang besar yang tersimpan pada pakaian dalamnya," katanya.