NU jalin kerjasama dengan XOX Mobile

id NU,NU Malaysia,XOX

NU jalin kerjasama dengan XOX Mobile

Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siroj dan Sekjen Ahmad Helmy Faishal Zaini saat menghadiri pelatihan, Foto ANTARA / Agus Setiawan (1)

Kuala Lumpur (ANTARA) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melakukan kerjasama dengan dengan perusahaan telekomunikasi (telco) Malaysia XOX Mobile dengan meluncurkan NU Mobile.

Peluncuran NU (Nusantara) Mobile ditandai dengan Pelatihan Khusus di Kantor XOX Mobile Malaysia Menara Lien Hoe Persiaran Tropicana Petaling Jaya Selangor, Jumat, yang diikuti sekitar 50 orang peserta dari PCINU Malaysia. 

Pelatihan dihadiri Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siroj, Sekjen Ahmad Helmy Faishal Zaini, CEO XOX Sdn Bhd Ng Kok Heng, Rois Syuriah PCINU Malaysia KH Liling Sibro Milisi, Ketua Tanfidziyyah Ustadz Ihyaul Lazib, Ketua Muslimat Mimin Mintarsih.

"Sudah dua tahun yang lalu kita rintis kerjasama dengan XOX untuk transfer teknologi kepada warga NU khususnya yang ada di pedesaan agar mereka melek teknologi khususnya media sosial dan IT," katanya ketika ditemui usai acara.

Yang kedua, ujar Said Agil, ada sedikit keuntungan yang bisa dimanfaatkan untuk operasional NU dan warga nahdliyin yang membutuhkan.

"MoU-nya sudah dua tahun lalu sedangkan di Malaysia ini mereka dilatih dahulu agar menjadi dealer dalam waktu yang cepat karena orang Indonesia di Malaysia ini jumlahnya jutaan," ujar Said Agil Siraj.

Sekjen PBNU Ahmad Helmy Faisal Zaini dalam sambutannya mengatakan pihaknya mengapresiasi PCINU Malaysia atas kerjasamanya dengan XOX Mobile. 

"Saya apresiasi bahwa PCINU sudah menempuh jalan yang benar dalam menghadapi revolusi industri 4.0," katanya.

Helmy mengatakan saat ini handphone sudah bukan barang mewah lagi dan semua pembayaran sudah bisa dilakukan dengan aplikasi. 

"Dakwah sekarang harus menggunakan sosial media, ormas yang tidak gunakan sosmed jadi fosil sejarah," katanya.

Helmy mengatakan saat ini perusahaan taksi besar namun tidak memiliki mobil demikian juga ada toko buku besar tetapi tidak ada toko bukunya secara fisik.

"Ekonomi digital berubah dahsyat. Pasar tradisional akan tutup demikian pula ormas juga akan tutup bila tidak ikut melakukan digitallisasi," katanya.