Menteri Xavier resmikan prapeluncuran Konferensi Biodiversiti ASEAN

id Biodiversiti,Malaysia

Menteri Xavier resmikan prapeluncuran Konferensi Biodiversiti ASEAN

Pra peluncuran Konferensi Biodiversiti ASEAN (ACB 2020) ke 3 di Hotel Istana Kuala Lumpur, Selasa. Foto ANTARA/Agus Setiawan (1)

Kuala Lumpur (ANTARA) - Menteri Air, Tanah dan Sumber Asli Malaysia Dato’ Dr. Xavier Jayakumar meresmikan prapeluncuran Konferensi Keanekaragaman Hayati  ASEAN (ACB 2020) ke-3 di Hotel Istana Kuala Lumpur, Selasa.

Peresmian  dihadiri oleh Direktur Eksekutif ASEAN Centre for Biodiversity (ACB) Dr. Theresa Mundita S. Lim serta perwakilan kedutaan asing di Malaysia termasuk Thailand, Filipina, Korea dan Afrika Selatan. Selain itu dihadiri sejumlah undangan dari UNDP dan WWF perwakilan Malaysia.

ACB 2020 dengan tema "Towards 2050: Living in Harmony with Nature" dilaksanakan oleh Kementerian Air, Tanah dan Sumber Asli (KATS) dengan kerja sama ACB akan berlangsung pada 16 hingga 18 Maret 2020.

ACB 2020 akan dihadiri oleh lebih 500 orang peserta dari dalam dan luar negara termasuk dari negara-negara ASEAN dan megadiverse.

Negara megadiverse merupakan negara yang menampung keanekaragaman hayati  yang tinggi yaitu lebih 70 persen daripada jumlahnya di dunia.

Menyambut ACB 2020, KATS juga akan melaksanakan Musyawarah Tingkat Tinggi Menteri Mengenai Keanekaragaman Hayati (High Level Ministerial Meeting on Biodiversity) yang melibatkan menteri dan pejabat senior yang bertanggung jawab dalam masalah keanekaragaman hayati  negara-negara ASEAN dan megadiverse pada 19 dan 20 Maret 2020.

Pameran aneka biologi yang dikenal sebagai Biodiversity Showcase juga akan diadakan menyambut ACB 2020.

"ACB 2020 memberi penekanan kepada Post-2020 Global Biodiversity Framework (GBF), pencapaian negara-negara ASEAN dalam Sasaran Keanekaragaman Hayati Aichi (Aichi Biodiversity Targets) khususnya sasaran 11 dan 12 berkaitan kawasan perlindungan dan konservasi kehidupan liar," kata Xavier saat memberikan sambutan.

Dia mengatakan ACB 2020 juga menyediakan platform untuk pertukaran pengalaman serta penetapan arah negara- negara ASEAN dalam pengelolaan keanekaragaman hayati menjelang 2050.

"ACB 2020 menjadi katalis bagi usaha pemerintah dalam memelihara keanekaragaman hayati, menggalakkan penggunaannya secara mapan dan memastikan berbagi faedah yang adil dan seksama," katanya.

Dia mengatakan Musyawarah Tingkat Tinggi Menteri juga memainkan peranan penting untuk memperbincangkan input bagi mengukuhkan pendirian Malaysia, negara-negara ASEAN dan megadiverse dalam GBF yang akan menjadi kerangka utama pengurusan dan pemeliharaan keanekaragaman hayati setelah  2020.

Persidangan ke-15 Konverensi Aneka Biologi (CBD COP15) akan diadakan pada Oktober 2020 di Kunming, Republik Rakyat China.

Pada kesempatan tersebut Menteri Air, Tanah dan Sumber Asli meluncurkan logo dan laman web ACB 2020.

"Penting untuk mengukuhkan suara negara-negara ASEAN dan megadiverse di peringkat internasional untuk memastikan pendirian negara-negara ASEAN dan megadiverse senantiasa diambil dalam pembuatan keputusan," katanya.

Xavier juga menyampaikan penghargaan kepada rekan kerja sama strategis yang mendukung ACB 2020 dan HLM termasuk ACB, Sekretariat ASEAN dan CBD, United Nations Development Programme (UNDP), Uni Eropa, KfW, SwedBio dan WWF Malaysia.

"Kesediaan Malaysia untuk menjadi tuan rumah ACB 2020 dan HLM bukan saja mencerminkan kesungguhan dan komitmen Malaysia dalam mencapai strategi dan rencana tindakan keragaman hayati  kebangsaan malah meningkatkan reputasi negara dalam usaha untuk memeliharanya," katanya.

Direktur Eksekutif ACB Dr. Theresa Mundita S. Lim dalam sambutannya menyatakan bahwa pelaksanaan ACB 2020 adalah tepat pada waktunya karena strategi dan rencana tindakan keanekaragaman hayati  kebangsaan  berakhir pada tahun ini dan negara-negara akan melangkah kepada pelaksanaan kerangka keanekaragaman hayati pasca-2020.

Negara-negara yang termasuk dalam megadiverse adalah Bolivia, Brazil, Republik Rakyat China, Colombia, Costa Rica, Republik Demokratik Congo, Ekuador, India, Indonesia, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Meksiko, Peru, Filipina, Afrika Selatan, Venezuela, Iran, Guatemala, Ethiopia,