Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio menyebutkan potensi kerugian di sektor pariwisata akibat berkurangnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal China ke Indonesia mencapai 2,8 miliar dolar AS dalam setahun.
Wishnutama saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, mengatakan selama ini wisman asal China yang berkunjung ke Indonesia rata-rata mencapai 2 juta orang/tahun.
“Average spending per arrival (rata-rata pengeluaran perkunjungan) wisatawan China 1.400 dolar AS, dengan jumlah dua juta wisman dan nilai tukar dolar Rp14.000/dolar maka potensi kehilangannya mencapai 2,8 miliar dolar AS,” kata Wishnutama.
Angka itu, kata dia, hanya merupakan dampak langsung yang dirasakan sektor pariwisata akibat berkurangnya kunjungan wisman asal China.
“Itu belum termasuk dari menurunnya tren perjalanan masyarakat dari negara lain,” katanya.
Mewabahnya Virus Corona dalam beberapa waktu terakhir mendorong banyak negara, termasuk Indonesia, menerbitkan kebijakan penghentian sementara bebas visa dan larangan pendatang atau penerbangan dari dan ke China.
Hal itu merupakan salah satu upaya Pemerintah Indonesia untuk melindungi warga negaranya dari risiko tertular Virus Corona. Sektor pariwisata pun menjadi salah satu sektor yang tak terelakkan dari dampak kebijakan tersebut.
“Dari beberapa hub besar masuk ke Indonesia juga ada tren menurun seperti Changi, Singapura, dan Hong Kong,” katanya.
Wishnutama menegaskan catatan kerugian hingga 2,8 miliar dolar AS tersebut hanya menghitung dampak kerugian dari pos wisman China dalam setahun dan belum memperhitungkan penurunan kunjungan dari hub lain, termasuk Singapura atau Hong Kong yang juga terdampak.
“Jadi jika dirata-ratakan setahun bisa jauh lebih besar dari 2,8 miliar dolar AS,” katanya.
Perhitungan diasumsikan dalam waktu setahun karena pihaknya belum dapat memprediksikan sampai kapan dampak wabah Virus Corona berakhir.
Di samping itu periode Februari-April dalam setiap tahunnya juga merupakan masa booking sehingga diperkirakan juga akan berdampak pada kunjungan wisman periode liburan musim panas pada Juni-Juli-Agustus.
“Februari-April masa puncaknya booking untuk liburan musim panas. Jadi walaupun misalnya Virus Corona bisa teratasi hingga April misalnya, dampaknya akan tetap terasakan hingga ke liburan musim panas,” katanya.
Berita Terkait
China janji melanjutkan negosiasi Laut China Selatan dengan negara ASEAN
07 March 2024 16:27 Wib
China mendukung gencatan senjata di Gaza saat Ramadan
29 February 2024 22:11 Wib
Filipina dan Vietnam tandatangani pakta mengenai sengketa LCS
30 January 2024 20:46 Wib
Menlu Korea Utara bertemu Wakil Menlu China di Pyongyang
27 January 2024 13:48 Wib
Gempa berkekuatan magnitudo 7 mengguncang China Barat laut
23 January 2024 10:46 Wib
China ditahan imbang tim debutan Tajikistan pada Piala Asia 2023
14 January 2024 5:14 Wib
Jepang mundur menggarap proyek kereta cepat Malaysia-Singapura
13 January 2024 5:29 Wib
Beijing nyatakan siap bahas Laut China Selatan dengan negara-negara ASEAN
11 January 2024 22:19 Wib