Beograd (ANTARA) - Pemerintah Serbia telah memberikan status kewarganegaraan bagi mantan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra, yang lari dari tanah airnya pada 2017 untuk menghindari jeratan hukum atas dugaan melakukan kelalaian.

Yingluck (52 tahun) kabur ke Dubai dan bergabung dengan kakak laki-lakinya, Thaksin Shinawatra.

Thaksin adalah mantan perdana menteri yang juga kabur dari Thailand pada 2006 untuk menghindari hukuman penjara karena korupsi.

Pemerintah Serbia memutuskan untuk memberi Yingluck kewarganegaraan pada 27 Juni. Alasannya, menurut aturan hukum, "warga negara asing bisa diberi kewarganegaraan Serbia jika pemberian itu sejalan dengan kepentingan negara."

Keputusan pemberian kewarganegaraan bagi Yingluck itu diumumkan di Lembaran Negara dan dimuat oleh media setempat pada Kamis. Namun, pengumuman tersebut tidak memuat keterangan lebih lanjut.

Para pejabat Serbia, diplomat Thailand di Beograd maupun keluarga Shinawatra belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Yingluck, yang keluarganya mendominasi politik Thailand selama lebih dari 15 tahun, telah menyatakan tidak bersalah atas dakwaan menyangkut kebijakan pembelian beras. Kebijakan itu ia terapkan setelah menjabat sebagai perdana menteri perempuan pertama Thailand pada 2011.

Jika terbukti bersalah, Yingluck menghadapi ancaman hukuman penjara hingga 10 tahun.

Pada 2010, Thaksin diberi status kewarganegaraan kehormatan oleh Montenegro.

Sumber: Reuters

Baca juga: Mantan PM Thailand Yingluck buka suara beberapa bulan setelah mengungsi

Baca juga: Thailand cabut paspor mantan PM Yingluck Shinawatra

Baca juga: Eks menterinya dipenjara 42 tahun, Yingluck kabur dari Thailand

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019