Jakarta (ANTARA) - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah rumah kebangsaan yang menjadi pengawal ideologi dan kedaulatan rakyat, ujar Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam pidato pembukaan sidang tahunan MPR pada Jumat.

“Sebagai rumah kebangsaan, pengawal ideologi dan kedaulatan rakyat, MPR merupakan representasi dari daulat rakyat yang menjembatani berbagai aspirasi masyarakat dan daerah yang mengedepankan etika politik kebangsaan,” ujar Zulkfikli dalam pidatonya.

Dia lalu memberikan contoh bagaimana MPR selalu berusaha menciptakan suasana harmonis antar kekuatan sosial politik dan kelompok kepentingan untuk mencapai kemajuan negara bangsa.

Baca juga: Sandiaga Uno hadiri Sidang Tahunan MPR wakili Prabowo
Baca juga: Rangkaian Sidang Tahunan MPR 2019


Bukti nyata usaha MPR, ujarnya, bisa dilihat dari bagaimana MPR tidak ikut larut dalam polarisasi yang terjadi saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 ketika suasana memanas khususnya dalam kontes pemilihan presiden.

Usaha itu, ujar Zulkifli, dilakukan agar tidak mengorbankan kepentingan persatuan bangsa hanya demi kontes demokrasi yang merupakan agenda rutin yang terjadi setiap lima tahun.

“MPR selalu mengingatkan kepada seluruh komponen bangsa bahwa dalam kehidupan demokratis memerlukan sikap dan tindakan saling menghormati,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua MPR juga mengatakan visi Indonesia sebagai negara yang merdeka adalah untuk bersatu berdaulat, berlaku adil, dan tercapainya kesetaraan di tengah masyarakat.

Sementara itu, Sidang tahunan MPR 2019 dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, mantan Wapres Try Sutrisno, mantan Wapres Hamzah Haz, Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua DPD Oesman Sapta, menteri-menteri Kabinet Kerja dan pemimpin berbagai lembaga negara.

Baca juga: Jokowi: MPR kembangkan terobosan kreatif sosialisasikan Pancasila-NKRI

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2019