Denpasar (ANTARA) - Wakil Ketua MPR, Muhaimin Iskandar, ada persiapan kegiatan Muktamar PKB di Nusa Bali, menyikapi terkait dengan kejadian warga Papua, dan mengatakan keprihatinannya terhadap kejadian yang menimpa mahasiswa Papua di Kota Surabaya dan Malang.

"Sungguh kita sangat bersedih, prihatin dan tentu menyadarkan kepada kita berarti hari ini tingkat kebersamaan dan toleransi kita mulai menurun," kata Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar di Nusadua, Bali, Senin

Ia menjelaskan dari peristiwa itu, dapat diketahui bahwa rasa persaudaraan dan kekeluargaan saat ini terbilang rawan.

"Iya kondisi persaudaraan dan kekeluargaan agak rawan dalam tanda petik mengalami ancaman kebersamaan dan kekeluargaan, untuk itu kita harus benar - benar sekali lagi memperkuat ikatan persaudaraan kita," jelasnya.

Baca juga: IKBPS: Warga Papua di Surabaya dalam keadaan baik

Baca juga: Tokoh adat imbau pemerintah jamin mahasiswa Papua kuliah di Jawa

Baca juga: Mensos: Negara siap hadir untuk rehabilitasi sosial di Papua Barat


Muhaimin mengatakan dengan adanya kegiatan di Bali ini, dapat menjadi kesempatan juga untuk memperkuat ikatan persaudaraan dan kekeluargaan sesama warga bangsa, yang berasal dari manapun.

"kita benar-benar harus sekali lagi mumpung di Bali ikatkan perkuat ikatan persaudaraan dan kekeluargaan sesama warga bangsa dari manapun," tegasnya.

Ia juga merasa prihatin dan mengajak seluruh masyarakat untuk bersama - sama merajut kembali tali persaudaraan dan kebersamaan di Negeri ini.

"Karena itu saya prihatin dan segera mari kita pulihkan dengan merajut kembali persaudaraan dan kebersamaan kita sesama warga bangsa," ujar Muhaimin.

Untuk itu pihaknya mengimbau, serta mengajak seluruh elemen masyarakat, agar semua warga dapat membangun solidaritas, dan memperkuat kebersamaan dan persaudaraan sesama warga bangsa.

Sebelumnya, terjadi kejadian di Manokwari Provinsi Papua Barat dan masyarakat di ibu kota Papua Barat tersebut turun ke jalan bersama mahasiswa membakar ban-ban di berbagai sudut kota maupun jalan-jalan protokol.

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019