Jakarta (ANTARA) - Daimler, induk perusahaan mobil mewah Mercedes Benz, meninjau keberlanjutan produk jenis van setelah penjualan mereka menurun akibat keraguan konsumen terhadap masa depan mesin diesel, di tengah perkembangan mobil listrik, kata eksekutif Mercedes-Benz Marcus Breitschwerdt dilansir Reuters, Selasa (20/8).

Breitschwerdt memprediksi akan terjadi pergeseran produk dari van bermesin diesel ke van berpenggerak listrik dengan populasi 15 sampai 25 persen pada 2025.

"Untuk mengoptimalkan kinerja kami, yang juga berarti meninjau dan menyelaraskan kembali orientasi strategis kami," kata Breitschwerdt, pada peluncuran van listrik Mercedes-Benz.

"Kami melihat apa yang kami miliki dan apa yang bisa kami dapatkan," kata Breitschwerdt, seraya menambahkan bahwa pickup kelas menengah X-Class juga tidak menghasilkan volume penjualan yang diharapkan perusahaan.

Breitschwerdt mengatakan bahwa divisi mobil van memiliki lapisan manajemen yang tidak efisien sehingga perusahaan terpaksa merampingkan jumlah pegawai demi efisiensi.

Divisi van Daimler saat ini mempekerjakan 26.000 staf.

Sebelumnya, Mercedes-Benz meluncurkan van listrik EQV yang dapat menjelajah sejauh 400 kilometer dengan kemampuan mengisi daya baterai hingga 80 persen selama 45 menit.

Mercedes-Benz EQV akan didistribusikan ke diler pada awal 2020.

Baca juga: Mercedes-Benz S-Class 2020 tertangkap kamera saat diuji

Baca juga: Mercedes-Benz B-Class generasi ketiga lebih ramah keluarga?

 
Pewarta:
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019