kondisi sekarang sudah sangat mengkhawatirkan
Tanjungpinang (ANTARA) - Air Waduk Gesek, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau kembali mengering, kata Pelaksana Harian Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kepri, Budi Yadi.

"Agustus 2019 sempat mengering. Kemudian waduk terisi air kembali setelah dua hari hujan pada awal September 2019 hujan," ujarnya di Tanjungpinang, Sabtu.

Saat ini, kata dia ketinggian air pada beberapa titik di waduk hanya 40 centimeter, yang lainnya sudah mengering. Dalam sehari ketinggian air berkurang 7 cm.

Sementara jumlah pelanggan PDAM Tirta Kepri saat ini sekitar 17 ribu rumah, dengan kebutuhan air 230 liter/detik.

"Jadi kalau sampai akhir bulan ini tidak terjadi hujan, Waduk Gesek sudah tidak dapat menyalurkan air bersih ke rumah pelanggan," tuturnya.

Budi menyatakan sampai sekarang air dari Waduk Gesek masih didistribusikan ke rumah pelanggan di Tanjungpinang, namun dibantu dengan air dari Sei Pulai yang saat ini juga dalam kondisi kritis. Ketinggian air di Sei Pulai hanya 1,3 meter.

Dalam kondisi normal Waduk Gesek mencapai ketinggian 2,4 meter, sedangkan Sei Pulai ketinggian 3,4 meter. Saat ini air yang disalurkan ke rumah warga juga berkurang.

"Air dari Sei Pulai bercampur dengan air yang bersumber dari Waduk Gesek di pipa berbentuk T di Batu 10 Tanjungpinang, kemudian disalurkan ke rumah pelanggan," ucapnya.

Dua sumber air bersih yang dikelola PDAM Tirta Kepri itu tidak memiliki mata air. Sumber satu-satunya air yakni hujan.

Sejak tidak terjadi hujan, seperti bulan Agustus 2019, PDAM Tirta Kepri sempat menghentikan pendistribusian air. Namun pelayanan tetap dilakukan PDAM Tirta Kepri dengan mendistribusikan air ke rumah warga secara gratis. Air diantar ke rumah warga, meski bukan pelanggan PDAM Tirta Kepri, dengan menggunakan mobil "pick up".

"Sekarang pun seperti itu. Pelayanan tetap diberikan kepada warga yang membutuhkan," tegasnya.

Budi mengatakan kondisi Waduk Jagoh, Kabupaten Bintan juga kritis. Debit air sudah menyusut, bahkan tidak dapat didistribusikan kepada 2 ribu pelanggan yang tinggal di Tanjunguban, Bintan.

"Kondisi sekarang sudah sangat mengkhawatirkan," tuturnya.

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019