Sebelum ada kepastian kondisi China aman dari virus corona belum membiarkan dulu kembali ke sana. Nanti ada panggilan dari kampusnya baru melepaskan kembali ke China
Nunukan (ANTARA) - Dua mahasiswa asal Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara yang sedang menempuh pendidikan di China tiba di rumah orangtuanya di Pulau Sebatik, karena khawatir terjangkit virus corona yang telah mematikan ratusan orang di negeri tirai bambu tersebut.

Sapriadi, mahasiswa yang baru tiba di Pelabuhan Liem Hie Djung Kabupaten Nunukan, Senin menceritakan, perjalanannya pulang ke kampung halamannya
setelah merebaknya virus corona di negara tempatnya kuliah.

Baca juga: Thermalscan diprediksi deteksi 20 persen corona, DKI perkuat Puskesmas

Selama dua hari perjalanan dari Nianjing China menuju Bandara Sukarno Hatta dimana sebelumnya transit di Bangkok, Thailand.

Mahasiswa jurusan Bisnis Internasional Jiansu Institute Nianjing China ini mengatakan sempat dikarantina selama dua pekan atas instruksi kampusnya sebelum memutuskan pulang ke Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan.

Baca juga: Kemenlu: 78 WNI di kapal Diamond Princess dalam kondisi sehat

Namun dia katakan, selama merebaknya virus corona di China belum mendapatkan informasi adanya warga negara Indonesia (WNI) atau mahasiswa yang terjangkit, sebab letak Wuhan yang menjadi pusat pertama kali berjangkitnya virus corona jaraknya jauh dari Nianjing tempat tinggalnya.

"Selama disana saya tidak pernah dengar ada WNI atau mahasiswa yang terjangkit virus corona," ujar mahasiswa semester IV di Nianjing ini saat baru tiba di Pelabuhan Liem Hie Djung Tanah Merah Kelurahan Nunukan Barat.

Baca juga: Dinkes Kepri: WNI yang diobservasi di Natuna sehat

Mahasiswa lainnya bernama Muh Sahrul, jurusan Ekonomi Digital di Jiansu Institute Nianjing CHina ini juga menuturkan kekhawatirannya atas virus corona sehingga memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Pulau Sebatik.

Meskipun biaya transportasi kembali ke tanah air ditanggung sendiri tetapi demi memuaskan kedua orangtuanya yang sangat khawatir atas keselamatannya.

"Saya pulang bersama Sapridi karena orangtuanya khawatir keselamatan di sana (Nianjing)," ujar Muh Sahrul, mahasiswa semester IV di Nianjing ini.

Kedua mahasiswa Nunukan yanag menuntut ilmu di China ini mengaku ketika tiba di Bandara Sukarno Hatta dan Bandara Juwata Tarakan tidak pernah diperiksa oleh petugas kesehatan hingga tiba di Kabupaten Nunukan.

"Saya tidak pernah diperiksa oleh petugas kesehatan waktu sampai di Bandara Sukarno Hatta dan Juwata Tarakan," beber kedua mahasiswa ini.

Kemudian, orangtua Sapriadi bernama Sirajuddin yang menjemputnya di Pelabuhan Liem Hie Djung mengucapkan terima kasih atas tibanya anak kandungnya dari China dengan selamat.

Ia menuturkan, selama mendapatkan berita soal virus corona merebak di China dengan korban yang sudah ratusan orang ini, dirinya sangat khawatir atas kondisi anaknya.

Oleh karena itu, kata pria yang berdomisili di Liang Bunyu Kecamatan Sebatik Barat ini menyatakan cepat berkomundikasi dengan anaknya menanyakan kondisinya dan mengajak pulang ke kampung halamannya untuk sementara waktu.

Sirajuddin mengatakan belum mengetahui kapan waktu untuk memberikan kesempatan kepada anaknya kembali kuliah di Nianjing.

"Sebelum ada kepastian kondisi China aman dari virus corona belum membiarkan dulu kembali ke sana. Nanti ada panggilan dari kampusnya baru melepaskan kembali ke China," tutur dia.

Bagaimanapun, anak kandungnya perlu menjaga diri dari virus corona ini sehingga meminta pulang dan meninggalkan kuliahnya.
 

Pewarta: Rusman
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020