Tangerang (ANTARA News) - Semburan sumur bor yang berada di Kampung Astana, Desa Walikukun, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, Banten, dapat berguna mengairi sawah penduduk karena air irigasi di wilayah itu kekurangan bila musim tanam.

Ketua Komisi II DPRD Provinsi Banten, Media Warman ditemui di Tangerang, Rabu, mengatakan, semburan sumur itu sebaiknya dimanfaatkan untuk menambah air irigasi yang selama ini minim.

"Bila musim tanam tiba, penduduk sekitar Desa Walikukun menghadapi kendala kekurangan air sampai padi mulai berbuah, maka pemanfaatan semburan itu merupakan jalan terbaik," katanya.

Media Warman ditemui usai menyaksikan stand Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) 2009 yang digelar di kawasan pertokoan Tangerang City, dan dihadiri pula Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang dibuka oleh Menteri Pertanian Anton Apriantono.

Menurut ketua komisi yang membidangi pertanian itu bahwa dari hasil penelitian Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, semburan sumur itu meski mengandung gas tapi tidak membahayakan terhadap tanaman padi.

Namun langkah terbaik mengatasi semburan itu adalah tidak membuang air ke sungai terdekat melainkan diarahkan masuk saluran irigasi sehingga mencukupi dan akhirnya sawah petani menjadi subur.

Dari hasil peninjauan ke lokasi kejadian, katanya, tidak ditemukan adanya tanaman yang mati akibat air sumur tersebut meski ada petani yang baru saja sepekan menanam padi.

Sejak Selasa (23/6), semburan mulai berkurang, bahkan air mulai bening dan kandungan lumpur secara bertahap hilang, serta aroma yang keluar sudah tidak menyengat, tidak seperti hari pertama kejadian Sabtu (20/6).

Bahkan semburan lumpur semula menggenangi areal persawahan yang akan ditanam, setelah beberapa hari kemudian hanyut.

Sebelumnya aparat desa setempat menghentikan pembangunan kantor Pusat Kesehatan Desa (Puskedes) karena dikhawatirkan semburan akan meluas. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009