Palangkaraya, (ANTARA News) - Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya (Unpar) Kalimantan Tengah (Kalteng) meneliti pengaruh waktu inseminasi terhadap conseption rate (RC) dengan PGF 2 sebagai penggertak birahi pada sapi Peranakan Fries Holland (PFH).

Dekan Fakultas pertanian Unpar, Prof.DR. Salampak Dohong di Palangkaraya, Selasa membenarkan adanya penelitian mengenai birahi sapi PFH.

Penelitian dilakukan oleh tiga orang Heri Sujoko, Nuryadi, dan Irawati Dinasari dilakukan dengan mengadakan percobaan di salahsatu wilayah Koperasi Unit Desa (KUD).

Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh waktu inseminasi terhadap CR pada sapi PFH yang dharapkan hasil penelitian ini digunakan sebagai pedoman dalam menetapkan waktu insemnesai yang optimum.

Materi yang digunakan adalah 32 ekor sapi PFH laktasi II, semen beku dan peralatan Insemenasi Buatan (IB) serta preparat PGF-2 A (Gladin N) dengan komposisi setiap 1 ml mengandung 5 mg dinoprost.

Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan dengan pengambilan sampel secara purposive sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase birahi diperoleh sebesar 93,95 persen. Rata-rata ternak sapi akan berahi setelah 28.58 jam pasca injeksi.

Munculnya berahi terbanyak pada pengamatan 24-72 jam pasca injeksi dan ternak sapi akan berahi serentak pada pengamatan 120 jam pasca injeksi.

CR yang diperoleh sebesar 50 persen, sedangkan CR masing-masing perlakukan berturut-turut 25 persen, 37,5 persen, 75 persen, dan 62,5 persen. Hasil analisis menunjukkan bahwa waktu inseminasi berpengaruh nyata terhadap CR (P<0,05).

Kesimpulan perbedaan waktu inseminasi dapat menimbulkan perbedaan nilai CR. CR yang tinggi dapat diperoleh bisa inseminasi dilakukan pada 12-18 jam setelah tampak berahi sampai 18-24 jam setelah berahi.

Inseminasi yang dilakukan pada 0-6 jam dan 6-12 jam setelah tampak berahi menghasilkan CR yang rendah. Disarankan agar melakukan inseminasi pada jam ke-12-24 setelah tampak berahi.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009