Mataram (ANTARA) - Aparat kepolisian di wilayah hukum Nusa Tenggara Barat mengantisipasi munculnya kericuhan yang terjadi di momentum Pilkada Serentak 2020 ini dengan mengedepankan komunikasi humanis.

Kapolda NTB Irjen Pol Mohammad Iqbal di Mataram, Rabu, mengatakan komunikasi humanis adalah salah satu upaya pencegahan yang tepat dilakukan dalam antisipasi gangguan di tengah masyarakat.

"Jadi kita antisipasi dengan pendekatan, bangun komunikasi dengan menggandeng seluruh lapisan masyarakat," kata Iqbal.

Baca juga: Polisi antisipasi kericuhan lanjutan di Manokwari

Belajar dari peristiwa kericuhan di Dompu pekan lalu, usai penetapan pasangan calon pilkada. Menurut Iqbal, persoalan yang muncul sudah sepatutnya dapat diselesaikan tanpa kekerasan.

"Sebenarnya masyarakat itu sendiri memahami pentingnya menjaga kondusivitas daerah. Kalau ada yang tidak puas, bisa disampaikan melalui jalur yang ditetapkan. Bukannya melanggar yang bisa dikenakan sanksi pidana," ujarnya.

Namun Iqbal menuturkan, dinamika keamanan Pilkada Serentak 2020 sulit diprediksi. Karenanya, antisipasi menjadi hal utama dalam tugas Polri.

"Eskalasi politik kadang naik, kadang landai, kadang turun," ucap dia.

Baca juga: Polres Banyumas siagakan seluruh personel untuk antisipasi kericuhan

Karena itu, mengamati tingkat gangguan keamanan Pilkada Serentak 2020, Kapolda NTB pada Selasa (29/9), turut melakukan pengecekan alat material khusus (almatsus) Polri.

"Almatsus masih laik. Jadi kita siap dalam kondisi terburuk sekalipun," katanya.

Bahkan sejumlah titik rawan yang berpotensi terjadi kericuhan telah dipetakan. Penugasan pengamanan di lapangan akan diterjunkan sesuai dengan tingkat eskalasinya.

"Apabila tetap bobol, maka penanganannya sesuai dengan prosedur tetap antisipasi kontijensi," ujarnya.

Baca juga: Kapolda NTB kedepankan persuasif selesaikan masalah KEK Mandalika

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020