Samarinda (ANTARA News) - Taman Anggrek Cagar Alam Kersik Luway di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, kurang mendapatkan perhatian meski di tempat pelestarian tanaman langka itu sekarang tumbuh anggrek hitam yang langka.

Taman yang sekarang menjadi habitat anggrek hitam itu tidak mampu menarik perhatian pengunjung karena jalan aksesnya yang rusak berat dan berlumpur. Jalannya belum beraspal dan becek ketika hujan sehingga sulit dilalui.

Irfan Sofiannur, salah satu wartawan dari media elektronik yang mengikuti rombongan 40 peserta Pelatihan Fotografi gagasan Humas Setprov Kaltim yang melakukan praktik di taman tersebut, Jumat, mengeluhkan tentang kondisi jalan yang rusak.

Pelatihan Fotografi ini berlangsung tiga hari, yakni mulai 1 hingga 3 Juli. Untuk teori digelar di atas kapal pada 1 Juli di sepanjang perjalanan Samarinda-Melak, Kutai Barat. Sementara praktik fotografer digelar di Taman Kersik Luway.

Setelah Irfan memasuki kawasan Taman Anggrek Cagar Alam Kersik Luway, kekecewaan kembali terjadi, pasalnya fasilitasnya sangat minim, bahkan bisa dikatakan tanpa dilengkapi fasilitas.

Di dalam kawasan itu tidak tersedia kamar kecil, bangku atau tempat untuk istirahat sementara, bahkan tidak ada fasilitas apapun yang bisa membuat orang betah di lokasi itu. Akibatnya, kebanyakan pengunjung hanya melihat sebentar karena bosan.

Kebosanan itu semakin bertambah ketika banyak yang berharap bisa melihat anggrek hitam mekar, namun anggrek yang hanya tumbuh di taman ini hanya mekar satu tahun sekali, yakni setiap Desember.

Meski demikian, ada hal istimewa yang bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung, di antaranya adalah sepanjang taman ini terhampar pasir putih cukup indah. Pasir putih ini tergolong unik karena letaknya di dalam hutan, bukan di pesisir pantai pada umumnya.

Hal lain yang menarik adalah, selain anggrek hitam yang menjadi daya pikat tersendiri, di kawasan ini juga ditumbuhi berbagai tanaman indah lainnya, yakni bermacam jenis kantong semar, erya vania, erya florida, ceologyne rocus soini, dan bulpophlum.

Untuk menuju lokasi ini dari Melak, bisa dicapai dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Kawasan itu berjarak sekitar 15 kilomter (km) dari Kecamatan Melak, sedangkan dari jalan raya ke lokasi taman berjarak 3,9 km.

Taman ini dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim. "Kami akui fasilitas di taman anggrek memang sangat minim, bahkan kondisi jalannya juga memprihatinkan. Untuk itu perlu perhatian dari pemerintah pusat, provinsi dan Kutai Barat," kata Kepala Biro Humas Provinsi Kaltim, Mohammad Djailani

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010