Cianjur (ANTARA) - Polres Cianjur, Jawa Barat, meningkatkan patroli hingga ke pelosok dengan melibatkan jajaran Polsek sebagai upaya antisipasi perang sarung yang mulai merambah antar kabupaten yang terjadi Jumat dini hari di Perbatasan Bandung Barat-Cianjur.

Kapolres Cianjur, AKBP Mochamad Rifai saat dihubungi Jumat, mengatakan perang sarung yang kerap dilakukan remaja antar kampung di Cianjur, mulai meluas antar kabupaten, sehingga meresahkan warga terutama pengguna jalan yang melintas karena mereka menggelar perang sarung di tengah jalan nasional.

"Kami mendapat laporan kalau remaja dari Cianjur terlibat perang sarung dengan remaja dari Bandung Barat. Sehingga upaya antisipasi kita lakukan dengan melibatkan jajaran Polsek dan anggota patroli untuk meningkatkan patroli dari malam hingga dini hari," katanya.

Baca juga: Sarung antara simbol perlawanan kaum santri dan ekonomi kreatif
Baca juga: Seberapa sering sarung, mukena dan sajadah harus dicuci saat Ramadhan?
Baca juga: Sarung tenun kreatif diproduksi dukung program Bangga Buatan Indonesia


Bagi remaja yang tertangkap tangan patroli petugas, akan diberikan pembinaan dan baru dipulangkan setelah dijemput orang tuanya masing-masing, bagi mereka yang kedapatan berkerumun di pinggir jalan akan langsung dibubarkan agar tidak terjadi aksi perang sarung.

Sebelumnya puluhan remaja asal Cianjur terlibat perang sarung dengan remaja asal Bandung Barat, tepatnya di perbatasan Jembatan Citarum, Kecamatan Haurwangi. Aksi puluhan remaja tersebut, sempat membuat antrian panjang kendaraan dari kedua arah karena pengemudi memilih berhenti.

"Kelompok remaja bermodal kain sarung yang sudah diikat di bagian ujungnya itu, sudah terlihat dari pukul 01.00 WIB. Mendekati sahur kedua kelompok melakukan aksi perang sarung di tengah jembatan yang menghubungkan Cianjur-Bandung, sehingga membuat macet arus lalu lintas," kata Hendi Boncel tokoh masyarakat Haurwangi.

Puluhan remaja yang terlibat perang sarung tersebut, baru membubarkan diri setelah dua unit mobil patroli dari Cianjur dan Bandung Barat datang ke lokasi. Warga berharap petugas lebih meningkatkan patroli di perbatasan karena aksi perang sarung terus meluas selama bulan puasa.

"Sebelum puasa, tidak ada aksi seperti ini, namun memasuki pekan kedua puasa, aksi perang sarung semakin meluas yang biasanya antar kampung sekarang antar kabupaten. Kami juga berharap ada tindakan tegas agar ada efek jera bagi remaja yang melakukan aksi yang meresahkan itu," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021