Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mengapresiasi sebanyak 22 pilot dan instruktur penerbangan lulus dari Nusa Flight Institute di mana 15 di antaranya merupakan orang asli Bumi Cenderawasih.

Gubernur Papua Lukas Enembe dalam siaran pers di Jayapura, Kamis, mengatakan wisuda siswa-siswi Bumi Cenderawasih tersebut sebagai wujud pencapaian tujuan strategis kebijakan otonomi khusus, dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai baik kualitas maupun kuantitas.

"Ketersediaan SDM Papua yang berkualitas merupakan tuntutan utama dalam era sekarang ini, sebagai konsekuensi dari semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta komunikasi di era globalisasi," katanya.

Menurut Lukas, era perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi menuntut terbentuknya kesiapan kualitas manusia yang unggul dengan ciri-ciri cerdas, profesional, terampil, handal, mandiri, kreatif, produktif dan penuh inovasi serta memiliki apresiasi yang tinggi terhadap setiap perubahan.

Baca juga: Pengusaha Perempuan Papua: Terima kasih Pilot Kuntardi

Baca juga: Jenazah pilot Smart Air dievakuasi ke Jakarta melalui Timika


"Tanpa kualitas sumber daya manusia yang unggul, masyarakat asli Papua akan menjadi beban pembangunan bahkan penonton semata, tanpa memberikan makna yang bernilai dalam era otonomi khusus Provinsi Papua," ujarnya.

Program Beasiswa Siswa Unggul Papua, diharapkan dapat menghasilkan SDM putra asli yang berkualitas, dengan daya saing yang tinggi sehingga dapat berkontribusi dalam percepatan pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua.

"Kebijakan afirmasi pemberian beasiswa kepada putra-putri OAP bertujuan meningkatkan akses pendidikan bermutu dan berkualitas guna peningkatan mutu dan daya saing," katanya lagi.

Dia menambahkan, termasuk menyiapkan lulusan yang dapat bekerja secara mandiri di dunia usaha, industri dan pemerintahan, guna percepatan pembangunan kesejahteraan serta kemajuan wilayah Provinsi Papua.

Senada dengan Lukas Enembe, Kepala BPSDM Provinsi Papua Aryoko A. F. Rumaropen mengatakan dari siswa-siswi yang diwisuda tersebut menjadi bukti keberhasilan program Gubernur Papua dalam pengembangan SDM OAP.

"Ke-15 orang putra-putri asli Papua tersebut sangat membanggakan, karena empat di antaranya lulus di Program PPL (Private Pilot License), dua orang CPL-IR (Commercial Pilot License-Instrument Rating) dan sembilan orang FIC (Flight Intructor Course), ME (Multi Engine) serta Caravan," katanya.

Dari 22 pilot dan instruktur penerbangan yang diwisuda untuk pertama kalinya, 15 orang di antaranya adalah siswa-siswi Orang Asli Papua (OAP) peserta Program Beasiswa Unggul Pemerintah Provinsi Papua yang dibiayai dari dana Otonomi Khusus (Otsus).

Mereka tersebut antara lain Prengki Wakerkwa, Reven Wenda, Pither Tisony Keiya, Misael Molama, Paskahlis, Oromi Gwijangge, Akwila H.M.T Kogoya, Naftali Wigidipa, Yonathan Alex, Ray Marcelino, Charlewis Oriway Ansek, Alpons Keiya, Christian AP Baibaba, Harol Kristian Doko Kayame, Michael Apollos.

Sedangkan sisanya yakni I Komang Krisna Bayu, Abraham Brahma Calaga, Heru Pramadhana, Muhammad Deli Rahmansyah, Rizadi Azka, Tatid Irawan Athariq dan Faizal Efendi Simatupang.

Sekadar diketahui, ke-22 pilot dan instruktur penerbangan tersebut diwisuda di Aula Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Papua pada Kamis dengan protokol kesehatan yang ketat.*

Baca juga: Kepala Polda Papua: Kondisi pilot MAF berkebangsaan AS masih trauma

Baca juga: Jadi calon pilot, 10 pemuda Papua-Papua Barat belajar di LIFT Lombok

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021