Dari hasil monitoring yang kita lakukan selama 2013 diketahui kalau jumlah badak jawa yang hidup di kawasan TNUK 58."
Pandeglang (ANTARA News) - Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Pandeglang, Jawa Barat, akan membentuk unit kesehatan badak (Rhino Health Unit/RHU) untuk menjaga dan memeriksa kesehatan badak jawa serta penyebab kematiannya.

"Kita telah membentuk RHU yang anggotanya dari berbagai kalangan, termasuk dokter hewan dan masyarakat," kata Kepala Balai TNUK Haryono di Pandeglang, Kamis.

Pembentukan RHU, kata dia, sangat penting, terutama untuk mengetahui penyebab kematian badak, memeriksa jika hewan langka itu sakit, mengantisipasi kalau ada ternak masyarakat yang tinggal di sekitar TNUK yang mengidap penyakit

RHU juga melakukan antipasi kemungkinan penyebaran penyakit dari hewan lain yang hidup di TNUK ke badak jawa.

Ia juga menyatakan, selama 2012 hingga 2013 ditemukan dua badak mati di kawasan TNUK.

Badak jawa yang mati pada 2012 bernama Sudara dengan nomor identitas 009.2011, kemudian badak mati 2013 bernama Iteung ID:022.2011.

Haryono menyatakan, seluruh badak jawa yang hidup di kawasan TNUK diberi nama dan nomor identitas serta album foto hasil jepretan kamera video yang dipasang saat kegiatan pemantauan.

Balai TNUK, kata dia, secara rutin melakukan monitoring badak jawa untuk mengetahui perkembangan populasi hewan yang statusnya dilindungi tersebut.

"Dari hasil monitoring yang kita lakukan selama 2013 diketahui kalau jumlah badak jawa yang hidup di kawasan TNUK 58, yakni delapan anak dan 50 badak remaja dan dewasa," katanya.

Kondisi itu, lanjut dia, sangat menggembirakan karena selama satu tahun telah terjadi penambahan tujuh ekor badak. Hasil monitoring 2012 hanya 51 badak.
(T.S031/E005)

Pewarta: Sambas
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014