Adiknya memang taat bergama, tetapi dia tidak pernah mengikuti pengajian-pengajian.

Solo (ANTARA News) - Pihak keluarga Warga Negara Indonesia asal Solo, Jawa Tengah menyatakan, bahwa enam anggota keluarganya yang hilang di Turki melakukan kunjungan wisata ke Timur Tengah dan mempunyai rencana bisnis obat herbal.

"Enam WNI asal Solo yang hilang di Turki memang anggota keluarganya, tetapi mereka berpamitan pergi kunjungan wisata ke Timur Tengah, mau berbisnis obat herbal," kata Muhammad Arif (38) kakak kandung Fausi Umar Salim dan Hafid Umar Babher, di Solo, Senin.

Namun, Muhammad Arif mengaku tidak mengetahui secara pasti bisnis yang akan dijalani saudaranya tersebut di Timur Tengah.

Menurut Muhammad Arif, enam anggota keluarganya yang hilang yakni Fausi Umar Salim (37) adiknya nomor dua, Hafid Umar Babher (34) adik nomor empat, Soraiyah Cholik (28) istri Hafid, tiga keponakannya yakni Hamzah Hafid (6), Ustman Hafid (3), dan Atika Hafid (2).

"Ketiga anak itu, anak kandung adiknya saya Hafid Umar Babher yang tinggal di perumahan Cemani Grogol Sukoharjo," kata Muhammad Arif.

Menurut Arif, pihaknya melakukan kontak terakhir dengan adiknya Fausi Umar Salim, pada Jumat, dengan kode nomor telepon Negara Turki, setelah itu, dia tidak bisa dihubungi lagi nomornya.

Menurut dia, mereka memang sudah jauh hari melakukan rencana kunjungan wisata dengan keluarganya ke Timur Tengah. Mereka juga berpamitan dengan orang tuanya di Perum Safira Mojolaban Sukoharjo, pasangan suami istri Umar Salim (62) dan Fausiyah. .

Menurut dia, adiknya memang taat beragama dan tidak pernah bertindak yang melawan hukum, sehingga kelurganya menyayangkan adanya masyarakat yang terlalu cepat menghubungkan adiknya dengan jaringan "Islamic State Iraq Suriah" (ISIS).
(Simak di sini, dugaan Kementerian Luar Negeri RI terkait WNI yang hilang)

"Adiknya memang taat bergama, tetapi dia tidak pernah mengikuti pengajian-pengajian. Dia di mata masyarakat orang baik dan berbaur seperti biasa dengan warga sekitar," kata Muhammad Arif.

Selain itu, Muhammad Arif juga menyayangkan biro perjalanan wisata Smilling Tour yang dianggap tidak bertanggungjawab melaporkan hilangnya adik dan keponakannya ke pihak keluarganya.

Kendati demikian, pihaknya juga menunggu berita resmi dari pihak pemerintah tentang hilangnya adik dan keponakannya di Turki.
(Baca di sini, interpol Indonesia sudah surati interpol Turki)

"Kami juga meminta pemerintah menyusut pihak biro perjalanan wisata yang membawa keluarganya ke Timur Tengah itu," katanya.



Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015