Kabul, Afghanistan (ANTARA News) - Ibu Negara Afghanistan Rula Ghani mengatakan ia terkesan oleh prestasi perempuan Afghanistan dalam beberapa tahun belakangan ini di berbagai bidang.

"Saya terkesan ketika saya bertemu perempuan muda yang berpendidikan dan bersemangat. Dan saya gembira ketika saya mendengar mengenai prestasi perempuan dalam beberapa tahun belakangan," kata Ibu Negara itu.

Rula Ghani juga mendesak semua warga Afghanistan, termasuk lelaki dan perempuan, agar bergabung untuk menjembatani perdamaian dan kestabilan di negara yang dicabik perang tersebut.

"Rakyat Afghanistan dapat mengatasi krisis dan tantangan saat ini jika mereka melakukan tindakan bagi pemberdayaan perempuan dan membantu memperkuat peran perempuan di masyarakat," kata ketua Komisi Hak Asasi Kemerdekaan Afghanistan Sima Samar kepada hadirin dalam pertemuan di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, untuk memperingati Hari Perempuan Internasional pada Kamis (8/3).

Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tahun pada 8 Maret di seluruh dunia. Hari itu juga disambut oleh perempuan Afghaniatan, yang berjuang dan berusaha keras bagi kesetaraan di negara yang didominasi laki-laki.

Hari Perempuan Internasional diperingati dengan serangkaian pertemuan, konferensi, dan seminar di Ibu Kota Afghanistan dan di berbagai provinsi, untuk menyoroti hak perempuan dan peran mereka dalam mengembangkan masyarakat.

"Pemerintah mendengarkan keprhatinan dan harapan kaum perempuan tapi masih banyak upaya diperlukan bagi pemberdayaan perempuan. Pemerintah dan lembaga swasta harus mengangkat lebih banyak perempuan di kementerian dan lembaga lain dan memberi mereka peluang lebih besar dalam pekerjaan," kata Sima Samar.

Dalam 17 tahun belakangan, Afghanistan telah membuat kemajuan luar biasa dalam hak asasi perempuan dan kondisi perempuan telah meningkat dramatis di segala bidang, kata Xinhua. Namun, perempuan di Afghanistan masih harus melalui jalan panjang untuk mengatasi tantangan saat ini.

Perempuan Afghanistan, yang membangkang terhadap tradisi suku dan pembatasan yang diberlakukan oleh rejim Taliban selama enam tahun kekuasaannya, saat ini bekerja sebagai anggota kabinet, di dewan legislatif, jadi pengusaha, artis dan penyanyi. Itu semua adalah kemajuan budaya yang tak terpikirkan selama kekuasaan Taliban, yang ambruk pada penghujung 2001.

"PBB di Afghanistan memperingati Hari Perempuan Internasional hari ini, dengan mengakui gerakan global buat hak asasi perempuan dan pekerjaan pegiat yang telah menjadi pusat untuk mendorong kesetaraan gender," kata misi PBB di negeri tersebut dalam pernyataan yang disiarkan di Kabul pada Kamis.

Tema peringatan Hari Perempuan tahun ini, katanya, adalah "Waktunya Sekarang: Pegiat Desa dan Kota Mengubah Kehidupan Perempuan".

"Pemerintah Afghanistan telah berjanji akan meningkatkan kehadiran perempuan di pemerintah jadi 30 persen pada 2020, tapi, untuk saat ini, keikut-sertaan perempuan di seluruh negeri ini di bawah sasaran ini," katanya.

Profesor Hamida Akbari, yang mengajar managemen dan akunting di satu universitas swasta di Kabul, percaya peran perempuan di sektor pemerintah dan swasta hanya simbolis dan mereka tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Perempuan Afghanistan terlibat dalam usaha kecil seperti restoran, pendidikan, kebudayaan, pembuatan kerajinan dan layanan perjalanan sebab kegiatan usaha semacam itu tak memerlukan penanaman modal awal yang besar dan tak terlalu beresiko, kata Hamida Akbari kepada Xinhua.

Rakyat Afghanistan memperingati Hari Perempuan Internasional saat warga sipil terus memikul beban konflik bersenjata, saat lebih dari 3.400 warga sipil meninggal dan lebih dari 7.000 orang lagi cedera dalam peristiwa yang berkaitan dengan konflik pada 2017, demikian data yang disiarkan oleh misi PBB di negeri tersebut.

Di antara korban tewas, 359 perempuan terbunuh dan 865 orang lagi cedera tahun lalu di seluruh negeri itu.

(Uu.C003)
 

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018