Rejang Lebong, (ANTARA News) - Petugas Pusat Kesehatan Hewan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu meminta kalangan peternak unggas untuk mewaspadai penyebaran flu burung di wilayah itu.

"Kasus flu burung yang dinyatakan positip sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2012 lalu, dan terbaru terjadi pada awal April 2018 kemarin. Untuk kalangan peternak ayam diminta untuk mewaspadai penyebarannya," kata Kepala UPTD Puskeswan Curup, drh Firi Asdianto di Rejang Lebong, Rabu.

Kasus flu burung yang terjadi di Kabupaten Rejang Lebong tersebut kata dia, menyerang 1.000 ekor lebih milik peternak ayam petelur di Desa Lubuk Belimbing I, Kecamatan Sindang Beliti Ilir pada awal April, di mana hasil pemeriksaan laboratorium Balai Veteriner Lampung dinyatakan positif flu burung.

Adanya kejadian flu burung ini tambah dia, menandakan adanya kelengahan masyarakat di wilayah itu, karena kasusnya kembali terulang.

Untuk itu warga yang menemukan kasus kematian ternak ayam secara mendadak agar segera melaporkannya kepada petugas Puskeswan terdekat sehingga bisa langsung diberikan penanganan.

"Kalau ada ternak ayam yang mati agar bangkainya dikubur, kemudian peternak juga harus rajin membersihkan kandang serta melakukan penyemprotan dengan disinpektan," ujarnya.

Sebelumnya lebih dari 1.000 an ekor ayam petelur milik warga Desa Lubuk Belimbing I mati akibat terindikasi kena flu burung, kendati hasil dari pemeriksaan dengan menggunakan rapid test dinyatakan positip namun pihaknya belum berani memastikannya karena masih menunggu pemeriksaan dari laboratorium veteriner Lampung, dengan hasil dinyatakan positip.

Berdasarkan keterangan peternak yang terserang flu burung ini, ayam yang dipeliharanya itu berjumlah 1.200 ekor dengan bibit anakan dibeli dari wilayah Kabupaten Muratara, Sumsel, sekitar 1.000 ekor dan riwayat vaksinnya tidak jelas, sedangkan 200 ekor lainnya dibeli dari peternak di wilayah Rejang Lebong.

"Saat berumur delapan bulan anakan ayam yang dari Muratara ini mati semuanya, dan yang dari Rejang Lebong tidak ada yang mati," kata Firi.

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018