Sofia (ANTARA News) - Penka, seekor sapi dari Bulgaria, tidak jadi dijatuhi hukuman mati karena menyeberangi perbatasan Uni Eropa tanpa dokumen.

Penka, dilansir dari Reuters, keluar dari kandangnya di desa Mazarachevo di Bulgaria bulan lalu, dia lalu masuk ke negara tetangga Serbia.

Penka kembali dua minggu kemudian. Otoritas mengatakan dia harus dihukum mati karena melanggar peraturan yang menyatakan bahwa hewan yang masuk ke Uni Eropa harus disertai dokumen yang menyatakan kondisi kesehatan mereka.

Nasib Penka banyak diprotes warganet, terutama di Inggris Raya yang sedang sensitif terhadap isu Eropa, karena dianggap sebagai korban birokrasi Brussels.

Aktivis pembela hewan, termasuk Paul McCartney, menandatangani petisi yang meminta Bulgaria menyelamatkan sapi berusia 5 tahun ini.

Badan Keamanan Pangan Bulgaria setuju untuk meninjau ulang kasus ini, hasil tes laboratorium menunjukkan Penka dalam keadaan sehat.

"Diharapkan hewan ini bisa kembali ke rumahnya di desa Mazarachevo akhir pekan ini," kata biro tersebut.

Four Paws, grup pembela binatang, mengatakan ada banyak Penka lainnya di luar sana, yang melintas perbatasan Uni Eropa setiap hari.

"Kejam sekali membunuh binatang itu. Saya harap kasus Penka ini membantu mengatasi masalah ini," kata juru bicara grup tersebut Yavor Gechev.

 

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018