Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Paramadhina Hendri Satrio berpendapat, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj memiliki basis NU yang lebih solid, sehingga berpotensi menjadi cawapres Joko Widodo dalam Pilpres 2019.

"Kyai Said ini kan ulama besar dari hasil beberapa survei itu juga sudah masuk, nah peluang beliau jadi cawapres memang bagus," kata Hendri, di Jakarta, Selasa.

Nama Said Aqil Siradj masuk dalam bursa survei calon wakil presiden 2019, termasuk cawapres Jokowi.

Ia mengaku, NU punya pengalaman pahit di Pilpres 2009, dimana mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi pernah kalah saat menjadi cawapres Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun, dirinya yakin saat ini basis NU lebih solid.

"Apakah akan solid NU saya rasa solid juga. Tapi memang NU ini punya sejarah yang kurang enak juga diceritakan, Ketua PBNU mereka juga kalah juga waktu itu berpasangan sama bu Mega," ucapnya.

Namun hal tersebut sudah tak jadi masalah karena saat ini sosok Said Aqil ideal berdampingan dengan Jokowi. Dengan bekal ketokohan agama Said, dirinya yakin Jokowi bisa mendapatkan suara dari rakyat dan umat.

Baca juga: Muhaimin: wapres itu berat, biar saya saja

"Tapi kalau sekarang sebenarnya agak berbeda, sehingga menurut saya Said Aqil punya hal yang dibutuhkan pak Jokowi, apalagi kan pak Jokowi dianggap tidak soleh persepsi publiknya. Secara religiusitas itu rendah, dengan hadirnya Kyai Said itu bisa menambah citra religius dari pak Jokowi," ucap Hendri.

Dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) nama Said Aqil masuk posisi teratas bersama Mahfud MD dan Sri Mulyani. Survei itu memiliki responden elite, pembuat opini atau opinion leader dan media massa pemilih nasional. Penilaian survei berdasarkan penilaian kapabilitas, integritas, empati, akseptabilitas, kontinuitas.

Mahfud MD di posisi pertama (7,2 persen), Sri Mulyani di posisi kedua (7 persen), Said Aqil menempati posisi ketiga dengan skor 6,3 persen, lalu Airlangga Hartarto di posisi keempat (6,1 persen) dan TGB Zainul Majdi (6,1 persen).

Baca juga: JK: Pendamping Jokowi harus dongkrak 15 persen suara

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018