Di pesantren LDII, air wudhu digunakan untuk memelihara lele dan menyiram tanaman pangan yang dikonsumsi para santri.
Jakarta (ANTARA News) - Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia tahun 2018 mengusung delapan pembahasan utama yang bisa menjadi usulan bagi pemerintah terkait pembangunan nasional.

"Kami mengusulkan kepada pemerintah, karena kami telah melaksanakan delapan bidang pembangunan tersebut," kata Ketua Umum LDII Abdullah Syam di Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan LDII berupaya menguatkan wawasan kebangsaan dengan menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Wawasan kebangsaan tersebut menjadi payung dalam pembangunan organisasi LDII supaya dapat ditularkan kepada bangsa secara masif.

LDII berdakwah untuk mengajak masyarakat menjadi pribadi-pribadi yang profesional religius. Dua hal itu harus seiring sehingga masyarakat memiliki sikap profesional dan dilandasi dengan religiusitas.

Apapun profesinya, hendaknya tetap menerapkan nilai-nilai agama sehingga dapat selaras. Abdullah mengajak setiap unsur bangsa untuk bisa menerapkan dua sikap tersebut, yaitu profesional dan religius.

Dia mengatakan dalam bidang pendidikan, LDII bekerja dengan visi menciptakan generasi tri sukses dengan pemahaman agama yang kuat, berakhlak mulia dan mandiri. Lembaga pendidikan di LDII umumya digabungkan dengan pesantren.

Pada bidang ekonomi syariah, dia mengatakan LDII menguatkan penguatan ekonomi kerakyatan. LDII mempelopori koperasi syariah, BMT dan usaha bersama (UB).

Selanjutnya di bidang kesehatan dan herbal, Pimpinan Pusat LDII mendorong warganya memanfaatkan obat-obatan herbal sebagai salah satu metode pengobatan. Hal ini turut membantu pemerintah dalam menciptakan kesehatan bagi masyarakat dengan biaya yang hemat.

Terlebih lagi, umumnya produk farmasi sangat mahal dan sulit terjangkau oleh masyarakat.

Keenam, LDII menerapkan program-program ketahanan pangan dengan mendorong petani menggunakan teknologi tepat guna, manajemen pertanian/pangan dan penggunaan bibit unggul yang berkelanjutan.

"Di pesantren LDII, air wudhu digunakan untuk memelihara lele dan menyiram tanaman pangan yang dikonsumsi para santri. Di tingkat rumah tangga, sampah organik digunakan untuk pupuk tanaman serta mendaur ulang sampah-sampah dalam bank sampah maupun dimanfaatkan kembali agar memiliki nilai ekonomi," katanya.

Ketujuh, LDII fokus menggarap bidang energi terbarukan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Pesantren di lingkungan LDII telah menggunakan pembangkit listrik tenaga surya. Pada dunia industri warga LDII memanfaatkan mikrohidro.

Terakhir, LDII menyiapkan generasi muda yang melek teknologi. "Menyambut era industri 4.0, LDII telah menyiapkan generasi muda melek teknologi. Warga LDII telah menggunakan digital printing, kecerdasan artifisial dan berbagai piranti lunak memudahkan pekerjaan dan transaksi. LDII juga membekali warganya dengan etika media sosial dan pelatihan jurnalistik untuk menghindari hoaks dan menyebarkan informasi yang positif," katanya.*

Baca juga: Rakernas LDII pertajam sikap politik ormas

Baca juga: LDII ajak generasi milenial budayakan Pancasila

 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018