Malang (ANTARA News) - Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Jawa Timur Prof Dr M Bisri menginginkan adanya percepatan program insinyur melalui Program Studi Pendidikan Profesi Insinyur (PSPPI) yang dibuka di 40 perguruan tinggi negeri dan swasta di Tanah Air.

"Saat ini ada sekitar 20 ribuan anggota PII di Indonesia, namun tidak lebih dari 4.300 orang yang bergelar insinyur. Saya ini program insinyur ini dipercepat, sebab kalau sarjana teknik ingin menjadi insinyur harus menunggu dua tahun, sehingga tidak heran jika jumlahnya masih sedikit," kata Prof M Bisri di sela yudisium dan pengukuhan tujuh insinyur baru di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Malang, Jawa Timur, Sabtu.

Selain itu, Bisri juga menginginkan diadakannya desain besar untuk jaminan lapangan pekerjaan bagi para sarjana. Menurut mantan Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang itu harus ada data statistik yang jelas terkait kebutuhan sarjana dan insinyur di pemerintah dan perusahaan. Dengan demikian, perguruan tinggi bisa menyiapkannya.

"Sekarang ini banyak sekali lulusan yang tidak tepat sasaran karena ketidakjelasan peluang. Kita `ngoyo-ngoyo` (kerja keras) menyiapkan mahasiswa agar bisa membangun negeri ini di bidangnya, anak teknik ketika lulus malah jualan pakaian, ini kan sia-sia," tuturnya.

Gelaran yudisium profesi insinyur yang diselenggarakan di Gedung Kuliah Bersama 4 UMM itu sekaligus mengukuhkan tujuh orang insinyur baru. Pengukuhan dilakukan Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Jawa Timur Prof Dr M Bisri.

Baca juga: UI buka program Pendidikan Profesi Insinyur

Di Jawa Timur, baru pertama kali ada yudisium pengambilan sumpah insinyur. Untuk Indonesia, yudisium dan pengambilan sumpah profesi insinyur yang pertama di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan kedua baru diselenggarakan di UMM.

Peraturan Menristekdikti? Nomor 35 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Studi insinyur memberikan mandat kepada 40 Perguruan Tinggi se-Indonesia untuk membuka PSPPI termasuk UMM. Melalui proses perkuliahan, mahasiswa PSPPI berhak menyandang gelar Insinyur atau "Ir".

Setelah mendapat gelar Ir, mereka dapat mengisi portofolio dan ujian yang diselenggarakan PII Pusat untuk mendapatkan gelar insinyur profesional pratama, insinyur profesional madya, dan insinyur profesional utama. Setelah mendapatkan gelar tersebut, mereka diharapkan dapat bersaing dengan tenaga asing.

"Harapan kami, dengan profesi insinyur yang disandang, para insinyur kita yang telah menempuh pendidikan PSPPI mampu bersaing dan tidak kalah dengan para insinyur asing," katanya.

Baca juga: Indonesia kekurangan insinyur profesional
Baca juga: Unand buka pendaftaran program profesi insinyur

 

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018