Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta kepada PT Pertamina untuk menemukan atau mencari teknologi fast charging di bawah 10 menit. 

"Saya rasa sudah ada itu teknologinya, tinggal dicari saja dan disesuaikan, biar tidak kelamaan kalau ngisi mobil listrik, " kata Jonan di Jakarta, Senin. 

Ia menyatakan teknologi pengisian listrik di Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) milik Pertamina sudah baik,  hanya saja waktu sekitar 20 menit untuk pengisian penuh masih dirasa lama. 

Jonan juga menjelaskan beralihnya dunia otomotif global dari Internal Combustion Engine (ICE) ke Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) dan Electric Vehicles (EV) diprediksi akan mengakibatkan pengisian baterai kendaran jenis PHEV dan EV akan menjadi substitusi bagi pengisian fuel (bahan bakar minyak/BBM) kendaraan yang saat ini merupakan bisnis Pertamina.

Di masa mendatang, Menteri ESDM mengungkapkan, mobil listrik akan bersaing dengan kendaraan combustion engine. "Mobil listrik akan menjadi masa depan dunia, energi yang lebih ramah lingkungan," ujarnya.
 
Senada dengan hal tersebut, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan Pertamina siap menghadapi disruption business dari kendaraan konvensional berbahan bakar minyak ke arah kendaran listrik. Pertamina akan menghadirkan fasilitas pengisian listrik untuk kendaraan listrik dalam rangka mengembangan Ekosistem Bisnis Kendaraan Listrik kedepan.

Dia menjelaskan konsep utama Green Energy Station (GES) memiliki tiga konsep. Konsep Pertama, Konsep Green yang memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di area SPBU yang dimiliki. Kedua, Konsep Future yang memiliki EV Charging Station. 

Serta ketiga, Konsep Digital yaitu MyPertamina yang menjadikan pembayaran di SPBU cashless serta adanya self-service. "Ke depan GES diproyeksikan akan menjadi tempat untuk pengisian baterai EV serta tempat untuk swapping baterai yang didedikasikan untuk sepeda motor listrik kecil," ujar Nicke.
 
Saat ini pilot project GES telah hadir menjawab tantangan tersebut. Di SPBU ini telah terpasang empat unit charging station di mana dua unit merupakan tipe fast charging yang mampu mengisi penuh baterai kendaraan listrik dalam waktu kurang dari 15 menit dan dua unit merupakan tipe normal charging

Dalam pengembangan konsep tersebut, Pertamina mendapatkan dukungan penuh dari berbagai sektor mulai dari pemerintah melalui Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian, serta sinergi BUMN dengan Telkom dan PLN, Lembaga Pendidikan melalui UI dan pelaku bisnis kendaraan listrik BMW, Toyota, Mitsubishi, dan Gesits serta pelaku bisnis charging station Bosch. 

"Seluruh pihak berada dalam satu visi yang sama untuk menghadirkan suatu ekosistem energi masa depan terbaik untuk Indonesia," tambah Nicke.
 
GES diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan ritel Pertamina melalui sistem yang cepat dan handal. Kecepatan tersebut didukung dengan sistem digitalisasi SPBU melalui standarisasi POS System dan cashless payment melalui MyPertamina. 

Pertamina telah bersinergi dengan Telkom dalam menghadirkan konsep cashless payment MyPertamina dan dashboard monitoring system untuk mempermudah Management maupun stakeholder terkait untuk memantau secara langsung penjualan yang terjadi di setiap titik SPBU.
 
Pada SPBU GES nantinya juga akan disediakan fasilitas swapping battery untuk menjawab kebutuhan motor listrik. Saat ini Pertamina telah bekerja sama denga GESITS untuk pengembangan motor listrik.

Baca juga: Jonan resmikan stasiun pengisian listrik umum pertama 
Pewarta:
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018