Nunukan (ANTARA News) - Ombak besar yang terjadi di perairan perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Desa Tanjung Aru Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara menghancurkan sejumlah fasilitas umum salah satunya tanggul pantai.

Kejadian ini berlangsung Rabu (9/1) menyebabkan abrasi dan merusak beberapa fasilitas umum.

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nunukan, Taufik Rahman di Nunukan, Kamis menjelaskan, kejadian di Pulau Sebatik tidak bisa divonis akibat ombak dari perubahan cuaca dan iklim.

Ia mengatakan, sepekan ke depan diprakirakan ombak cukup tinggi mencapai 1,25 meter ditambah angin kencang hingga mencapai tujuh knot per jam.

Hembusan angin kencang di Pulau Sebatik yang menyebabkan gelombang laut deras dan tinggi akibat tekanan udara lebih rendah dari Tawau Malaysia dan Pulau Nunukan.

Taufik menyatakan, secara teori angin berhembus dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.

"Untuk itu angin juga mendukung kenaikan tinggi gelombang secara signifikan," ujar dia.

Sementara Kabid Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Hasanuddin mengaku telah turun melihat langsung kondisi alam yang terjadi di Desa Tanjung Ari tersebut.

Untuk mengantisipasi kejadian abrasi akibat ombak, BPBD Nunukan telah menyusun sistim mitigasi kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).*


Baca juga: Waspadai banjir, longsor, puting beliung, dan abrasi.

Baca juga: Dua kampung pesisir hilang diterjang abrasi


 

Pewarta: Rusman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019