Kepolisian dengan cepat mengamankan pelaku
Jakarta (ANTARA News) - Aktivis anti kekerasan dan pelecehan seksual yang tergabung dalam Hollaback! Jakarta, menilai Grab Indonesia tidak serius memperbaiki sistem terkait kembali terjadi pelecehan seksual terhadap penumpangnya oleh mitranya.

”Saya melihat Grab tidak memberikan langkah konkrit yang tepat dan tidak serius membenahi sistem yang mengawasi perilaku pengemudinya,” kata Co Director Hollaback! Jakarta, Anindya Restuviani, dalam rilis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Anindya mengapresiasi pihak kepolisian yang sudah menangkap Yulianto (40 tahun), mitra driver Grab yang diduga mencabuli penumpangnya berusia 14 tahun di Jombang, Jawa Timur.

Dia berpendapat peristiwa pelecehan pengemudi ojek daring di Jombang itu menimbulkan kerisauan dan menambah catatan buruk bagi Grab Indonesia dalam menangani pelecehan seksual terhadap penumpang perempuan.

”Saya sangat khawatir atas kejadian ini. Saya mengamati mindset GRAB Indonesia cenderung tidak peka menangani pelecehan seksual driver-nya kepada perempuan,” kata Anindya.

Anindya menghimbau Grab Indonesia perlu mamperbaiki sistem perekrutan mitra pengemudi yang menganalisa psikologi dan jejak rekam calon mitranya.

Dia menegaskan bahwa pencabulan yang dilakukan pengemudi mitra Grab itu menimbulkan trauma bagi korban.

Konselor Yayasan Pulih Wawan Suwandi menghimbau keluarga terdekat mendampingi korban agar mempercepat proses pemulihan trauma.

“Kami juga menghimbau Grab meng-up grade (meningkatkan) sistem keamanan agar pelecehan seksual kepada perempuan tidak terulang lagi,” tegasnya.

Anggota Komisi Ombudsman RI Alvin Lie mengapresiasi kepolisian Jombang yang sudah meringkus Yulianto yang diduga mencabuli penumpangnya itu.

”Ini adalah tindakan pidana murni karena melecehkan wanita. Tindakan polisi sudah tepat karena segera menangkap tersangka,” ujarnya. 

Baca juga: Poin Keamanan Permenhub dipicu kasus kriminalitas di Grab
 

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019