Kami berharap kunjungan tim PVMBG dapat merekomendasikan upaya penanganan kebencanaan itu
Lebak (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung mengunjungi retakan tanah di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten guna mengetahui tingkat bahaya bencana alam itu.

"Kami mengapresiasi kunjungan PVMBG itu untuk melihat langsung di lapangan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Kaprawi, di Lebak, Selasa.

Bencana pergerakan tanah di Kabupaten Lebak terjadi di Kecamatan Cimarga dan Kcamatan Cimarga akibat curah hujan tinggi.

Pergerakan tanah yang mengakibatkan ratusan rumah warga mengalami kerusakan kategori ringan hingga berat tidak menimbulkan korban jiwa. Namun demikian, akibat pergerakan tanah di Kecamatan Cibeber sebanyak 31 warga mengungsi di tenda BPBD Lebak.

Kondisi pergerakan tanah itu cukup mengkhawatirkan dan membahayakan jika tidak segera dilakukan upaya penanganan. "Semua warga korban retakan tanah itu akan direlokasi ke tempat yang lebih aman," katanya.

Menurut dia, kunjungan tim PVMBG Bandung agar bisa menyimpulkan kondisi pergerakan tanah tersebut. Apakah bencana pergerakan tanah itu cukup membahayakan bagi masyarakat setempat.

Selain itu, bagaimana penanganan maupun upaya evakuasi sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.

Selama ini, warga yang terdampak retakan tanah tidak merasa nyaman karena dikhawatirkan menimbulkan terjadi longsoran maupun kondisi tanah amblas. "Kami berharap kunjungan tim PVMBG dapat merekomendasikan upaya penanganan kebencanaan itu," katanya.

Sejumlah warga Kecamatan Cimarga mengatakan bahwa warga yang terdampak retakan tanah menyambut positif jika harus direlokasi ke tempat yang lebih aman. Sebab, mereka tinggal di kawasan pergerakan tanah sehingga percuma jika membangun rumah kondisinya miring dan mengalami kerusakan.

"Kami bersedia untuk direlokasi ke tempat yang lebih aman dari ancaman bencana alam itu," kata Ikah, seorang warga Desa Sudamanik Kabupaten Lebak.

Baca juga: BPBD Lebak catat 93 rumah rusak akibat pergerakan tanah
Baca juga: Kementerian ESDM terbitkan peta potensi gerakan tanah Februari 2019

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019