Jakarta (ANTARA News) - Ahli dari Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan pengasapan menggunakan insektisida hanya efektif untuk penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di suatu daerah saat ada kejadian luar biasa.

"Masih efektif kalau untuk kedaruratan saja. Fogging (pengasapan) sangat baik untuk penanggulangan wabah saat lagi tinggi, itu cepat sekali untuk menurunkan dengan cepat," kata Prof dr Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK dalam diskusi mengenai penyakit DBD di Jakarta, Rabu, menambahkan, pengasapan sangat efektif untuk membunuh nyamuk dewasa saat populasinya sedang tinggi.

Namun Prof Saleha tidak menganjurkan pelaksanaan pengasapan menggunakan insektisida secara rutin karena selain biayanya mahal, tindakan itu menyebabkan pencemaran lingkungan, bisa membuat vektor penular resisten, dan memberikan efek keamanan palsu. 

Warga, ia melanjutkan, sering kali merasa aman dari gigitan nyamuk penular virus dengue kalau pengasapan sudah dilakukan di daerah mereka, padahal insektisida yang digunakan dalam pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa saja, menyisakan telur dan jentik nyamuk yang selanjutnya akan tumbuh menjadi nyamuk dewasa dan menularkan virus.

Terlebih lagi sebagian warga hanya menghendaki pengasapan dilakukan di sekitar rumah mereka, tidak sampai ke bagian dalam rumah, sementara nyamuk juga ada yang bersembunyi di dalam rumah, di antara perlengkapan rumah.

"Fogging memang membunuh nyamuk dengan cepat, tapi seminggu kemudian nyamuknya keluar lagi. Harusnya diikuti PSN,” ujar  Saleha.

Cara paling efektif untuk menurunkan populasi nyamuk ialah dengan memberantas sarang nyamuk di lingkungan sekitar rumah dan di dalam rumah, termasuk pada tempat-tempat penampungan air yang biasa menjadi tempat nyamuk Aedes aegypti berkembangbiak.

Dia mengimbau warga tidak sekadar membuang air di bak mandi atau ember, tetapi juga menyikat dinding-dinding nya karena telur nyamuk bisa saja menempel di sana.

Saleha mengatakan pemberantasan sarang nyamuk merupakan cara paling efektif untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah, namun kebanyakan warga belum menjalankannya dengan baik.

Baca juga:
DBD merebak, korban meninggal capai 145 orang
Kasus DBD capai 15.132 kejadian per 1 Februari

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019