New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena daya tarik greenback berkurang di tengah banyaknya data ekonomi yang suram, sehingga bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) bakal menghentikan kenaikan suku bunga.

Penjualan ritel AS pada Desember turun 1,2 persen dari bulan sebelumnya, penurunan terburuk dalam sembilan tahun terakhir, Departemen Perdagangan melaporkan pada Kamis (14/2).

Penurunan penjualan ritel tak terduga, terjadi setelah kenaikan 0,1 persen pada November yang direvisi turun, menandakan momentum ekonomi yang lebih lemah. Ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan kenaikan 0,1 persen untuk Desember.

Momentum ekonomi yang lebih lemah mendukung ekspektasi bahwa Federal Reserve AS (Fed) akan menghentikan kenaikan suku bunga lebih lanjut, yang menekan dolar AS.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,15 persen menjadi 96,9817 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1299 dolar AS dari 1,1269 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2801 dolar AS dari 1,2850 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7105 dolar AS dari 0,7094 dolar AS.

Dolar AS dibeli 110,47 yen Jepang, lebih rendah dari 110,99 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1,0047 franc Swiss dari 1,0088 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3281 dolar Kanada dari 1,3250 dolar Kanada. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Harga emas turun tipis, di atas 1.310 dolar

Baca juga: Harga minyak terus menguat dipicu harapan perdagangan dan pengurangan pasokan

Baca juga: Wall Street ditutup bervariasi, saham-saham teknologi menguat

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019