Jangan sampai sertifikat ini jadi justru dijual kepada yang gede-gede
Tangerang (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo memastikan program sertifikasi tanah rakyat bukan untuk mempermudah perusahaan properti untuk menguasai atau membeli lahan dari rakyat dan dialihfungsikan.

"Jangan sampai sertifikat ini jadi justru dijual kepada yang gede-gede," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat di Lapangan Maulana Yudha Tigaraksa, Tangerang, Banten, Senin.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi berdialog dengan seorang masyarakat asal Tangerang bernama Isra yang tidak ingin program sertifikat tanah untuk rakyat justru disalahartikan.

Ia berkeras bahwa sertifikat tanahnya yang sudah jadi itu kemudian justru mempermudah perusahaan properti untuk membeli tanah darinya dan dialihfungsikan menjadi properti.

Isra sekaligus menyatakan harapannya di hadapan Presiden terkait ketidakinginannya atas alih fungsi lahan sawah menjadi properti.

Presiden menyambut baik keluh kesah Isra dan justru menitipkan pesan agar hal itu jangan sampai terjadi. "Benar ini diingatkan karena di sini (Tangerang) harga tanah tinggi, banyak properti yang ingin tanah itu. Oleh sebab itu saya titip jangan sampai ini dikuasai properti," katanya.

Presiden juga berpesan kepada masyarakat yang telah memiliki sertifikat agar tidak melepas kepemilikan tanahnya kepada pihak-pihak yang ingin mengalihfungsikan lahan sawah menjadi properti.

"Apalagi yang namanya sawah jangan sampai berubah menjadi rumah, kita butuh makan untuk anak cucu kita. Saya titip itu," katanya.

Pada kesempatan itu, Presiden menyerahkan 5.000 sertifikat tanah kepada masyarakat di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Sebelum menyerahkan sertifikat, ia menyempatkan untuk menyapa masyarakat yang sudah lama menunggunya, bersalaman dan beberapa di antaranya mendapatkan kesempatan berfoto bersama.

Presiden didampingi Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan A. Djalil, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Banten Wahidin Halim, dan Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar.
 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019