Di level nasional sudah cukup banyak program. Program-program kemiskinan di level lokal dan daerah yang perlu di dorong
Jakarta (ANTARA) - Upaya untuk menangani masalah kemiskinan harus dilakukan lewat program-program yang lebih spesifik dan mengadopsi kearifan lokal terkait dengan persoalan itu, kata pemerhati kebijakan publik dari Universitas Indonesia Teguh Dartanto

"Program generik akan kurang efektif karena menghadapi kerak kemiskinan," katanya yang dihubungi di Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan ketika angka kemiskinan di bawah 10 persen atau yang ia sebut dengan kerak kemiskinan, maka perlu kebijakan yang lebih spesifik dan mengadopsi kondisi lokal.

"Di level nasional sudah cukup banyak program. Program-program kemiskinan di level lokal dan daerah yang perlu di dorong," tambah dia.

Selain itu, perlu memperkenalkan program-program baru seperti bantuan untuk lansia harus diperbanyak dan perlindungan terhadap tenaga kerja rentan terkait dengan kecelakaan kerja dan kematian juga harus diberikan.

Menurut Teguh, sejauh ini program-program penanganan kemiskinan sudah berjalan dengan cukup baik, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan bantuan sosial lainnya.

Namun, ia menilai besarnya alokasi anggaran bansos yang gelontorkan pemerintah saat ini efektivitasnya belum optimal meski telah berkontribusi menurunkan angka kemiskinan hingga satu digit.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan turun menjadi 9,82 persen pada Maret 2018 dan terus mengalami penurunan menjadi 9,66 persen pada September 2018.

Penurunan tersebut diklaim merupakan yang terendah dalam sejarah Indonesia.

Sebelumnya, berdasarkan data BPS angka kemiskinan pada Maret 2015 mencapai 28,59 juta jiwa atau 11,22 persen. Pada Maret 2016 menurun menjadi 28,01 juta jiwa atau 10,86 persen sedangkan pada Maret 2017 kembali mengalami penurunan menjadi 27,77 juta atau 10,64 persen.

Permasalah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya menjadi tema pada debat putaran ketiga Pemilihan Presiden 2019 yang akan digelar di Hotel Sultan, Jakarta pada Minggu (17/3).

Pemilihan Presiden 2019 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan K.H. Ma'ruf Amin, sedangkan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019