Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan teknologi di Indonesia saat ini belum bisa membuat kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el) menjadi kartu multifungsi seperti untuk pelayanan perbankan, kesehatan dan pendidikan.

"Secara teknis bisa karena di situ (KTP-el) ada 'chip'-nya, tinggal diisi. Tetapi mungkin teknologi kita belum bisa cepat ke situ. Ya KTP saja masih ketinggalan, apalagi mau diisi segala macam di situ. Pemilu saja masih kurang (bermasalah dengan KTP-el)," kata JK di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa.

JK menjelaskan gagasan awal Pemerintah mengadakan program KTP-el memang bertujuan untuk beragam fungsi, sehingga kartu tersebut tidak hanya dipakai sebagai identitas kependudukan.

"Ide awalnya KTP-el itu merangkap sebagai 'social security number'. Jadi bukan hanya (bisa) untuk (pelayanan) kesehatan, tapi bisa untuk SIM, mengurus macam-macam; jadi ada 'social security ID'-nya," jelasnya.

Sebelumnya dalam debat pilpres putaran ketiga, yang diikuti dua calon wapres, cawapres Sandiaga Uno mengatakan akan mengoptimalkan fungsi KTP-el sebagai kartu layanan kebutuhan masyarakat.

Sehingga, dengan satu kartu tersebut, Pemerintah tidak perlu menambah anggaran untuk menerbitkan kartu-kartu layanan lain seperti Kartu Sembako Murah, Kartu Pra-Kerja, dan Kartu Indonesia Pintar.

"Kita tidak ingin merepotkan dan membebani negara dengan menerbitkan kartu-kartu baru," kata Sandiaga saat debat cawapres di Jakarta, Minggu (15/3).

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019