Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kepulauan Riau menyatakan sebanyak 13 persen dari 300 ribu orang balita di wilayah itu menderita gizi buruk.

"Hasil riset Kementerian Kesehatan, sebanyak 13 persen balita mengalami gizi buruk. Itu tergolong kecil dibanding provinsi lainnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana, di Tanjungpinang, Jumat.

Tjetjep mengemukakan daerah di Kepri yang paling banyak balita menderita gizi buruk yakni Lingga dan Natuna. Secara umum, kata dia gizi buruk pada balita di daerah tersebut bukan disebabkan kemiskinan, melainkan penyakit lainnya yang membuat balita tersebut sulit mengonsumsi makanan.

"Di Kepri banyak jenis makanan yang mengandung protein, seperti ikan segar, udang, cumi dan makanan laut lainnya," ujarnya.

Beberapa kasus lainnya ditemukan, kelainan pada fisik bayi atau balita menyulitkan mengonsumsi makanan yang bergizi.

Selain itu, cukup banyak ibu-ibu yang tidak menyusui bayinya sehingga bayi kekurangan gizi.

"Ada ibu-ibu yang memang tidak mau menyusui bayinya. Ada juga disebabkan kesibukan sehingga tidak dapat menyusui bayinya," tuturnya.

Petugas kesehatan hanya dapat mengimbau agar ibu-ibu menyusui bayinya.

"Pengetahuan yang terbatas terkait pencegahan gizi buruk, dan kurangnya kesadaran masyarakat, terutama ibu-ibu menyusui, mendorong Natuna dan Lingga paling banyak balita yang menderita gizi buruk," ujarnya.

Baca juga: IDI ungkap penyebab gizi buruk di perkotaan

Baca juga: Menkes dukung pengembangan kelor atasi gizi buruk di NTT

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019