Itu murni terjatuh dari pajangan, kalau soal kenapa tidak ditarik, ya karena jatuhnya kan barusan
Bengkulu (ANTARA) - Petugas Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu menemukan dua item produk kedaluwarsa saat operasi makanan dan minuman menjelang Idul Fitri 1440 HIjriah di toko modern, Hypermart Bengkulu.

"Kami juga menemukan beberapa minuman yang kemasannya rusak," kata Kepala BPOM Bengkulu Syafrudin di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan dua item produk yang sudah kedaluwarsa tersebut tercatat tanggal kedaluwarsa pada Mei 2019 yang artinya terhitung sejak 1 Mei sudah kedaluwarsa dan tidak boleh diperjualbelikan lagi.

Atas temuan berupa produk minuman kemasan itu, petugas Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu langsung memberikan teguran kepada pemilik toko modern tersebut sebab produk makanan dan minuman yang kemasannya rusak akan rentan terhadap pertumbuhan bakteri yang bisa mengganggu kesehatan konsumen.

“Menurut jawaban pengelola di sini itu disebabkan perilaku konsumen, tapi perlu diketahui minuman yang kalengnya tidak rata itu sebagai tempat retensi kuman-kuman untuk berkembang, seharusnya itu harus ditarik jangan tetap dipajang," kata Kepala Bidang Pelayanan dan Kesehatan Dinkes Provinsi Bengkulu Edriwan Mansyur.

Store Manager Hypermart, Lukman, mengatakan bahwa ada perbedaan pendapat antara pihaknya dan BPOM Bengkulu, sehingga kedua produk makanan beku tersebut masih terpajang dalam mesin pendingin.

"Di sini ada 'mis-komunikasi' di tim saya, kalau dua makanan yang dinyatakan kedaluwarsa itu murni persepsi akhir Mei atau awal Mei, tapi ke depannya kita akan detail," katanya.

Mengenai produk minuman kemasan yang rusak, ia mengatakan bahwa kerusakan tersebut terjadi akibat tersenggol troli dan jatuh dari pajangan.

"Itu murni terjatuh dari pajangan, kalau soal kenapa tidak ditarik, ya karena jatuhnya kan barusan," kata dia.

Kepala Disperindag Provinsi Bengkulu Lierwan mengatakan bahwa inspeksi secara mendadak dilakukan secara rutin guna memberikan perlindungan kepada konsumen dari produk yang mengandung hal-hal membahayakan.

"Melalui pantauan kita tadi ini tidak cukup signifikan, hanya saja ada kelalaian," kata dia.

 

Pewarta: Helti Marini S
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019