"Pemerintahan yang kuat perlu adanya kolaborasi antar-generasi di pemerintahan, yang dikuatkan dengan kehadiran aktivis pemuda dari kelompok Cipayung," kata R Saddam Al Jihad, melalui pernyataan tertulisnya di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Politisi dan pengamat sepakat, menteri muda tak hanya soal usia
Saddam, panggilan R Saddam Al Jihad menegaskan, ada empat aktivis pemuda kelompok Cipayung yang merupakan mantan ketua umum ormas kemahasiswaan, yang patut diperhitungkan pada pengisian kursi menteri kabinet.
Pertama, drg Arief Rosyid Hasan, mantan Ketua Umum PB HMI dan Pelaksana tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI). Arief Rosyid Hasan juga menjalani profesinya sebagai dokter gigi. "Beliau potensial mengisi kabinet sesuai bidangnya, yaitu kesehatan dan keagamaan," katanya.
Baca juga: Politisi: Partai Golkar santai sikapi wacana menteri kabinet
Kedua, Aminudin Ma’ruf, mantan ketua umum PB PMII dan Sekjen Samawi (Solidaritas Ulama Muda Jokowi) yang memiliki visi nasionalis religius, juga potensial untuk masuk di kabinet pemerintahan 2019-2024
Ketiga, Sahat Martin P Sinurat, mantan ketua umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI), juga inisiator rumah milenial. Sahat adalah alumni ITB dan potensial masuk kabinet pemerintahan 2019-2024.
Baca juga: PKB berharap kadernya duduki kursi menteri di tiga kementerian
Keempat, Twedy Noviady Ginting, mantan Ketua Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Twedy dikenal sebagai sosok yang mengawal Pancasila, dan potensial untuk masuk kabinet pemerintahan 2019-2024.
Kandidat doktor ilmu pemerintahan ini menjelaskan, dalam pengisian kursi menteri kabinet hendaknya tidak ada dikotomi bahwa pemuda hanya cocok untuk mengisi kursi menteri pemuda dan olahraga. "Hendaknya tidak ada dikotomi untuk generasi muda hanya pada jabatan menpora, tapi pemuda juga potensial untuk
jabatan lainnya," katanya.
Saddam juga menaruh harapan besar Presiden terpilih Joko Widodo akan mengisi menteri kabinet pemerintahan mendatang secara proporsional dan mengutamakan kompetensi figur tanpa mendikotomikan faktor usia.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019