Kami juga membuat kebijakan adanya pengamatan dan pelaporan potensi kekeringan setiap wilayah secara berkala
Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta,
membentuk Posko Mitigasi Kekeringan 2019 untuk komoditas pertanian karena di wilayah ini sudah terdapat potensi kekeringan seluas 562,3 hektare.

Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan, Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo Wazan Mudzakir di Kulon Progo, Minggu, mengatakan dalam rangka penanganan mitigasi bencana kekeringan diperlukan posko mitigasi bencana.

"Kami juga membuat kebijakan adanya pengamatan dan pelaporan potensi kekeringan setiap wilayah secara berkala," kata Wazan.

Baca juga: Presiden Jokowi minta risiko gagal panen akibat kemarau diantisipasi

Ia mengatakan berdasarkan hasil identifikasi dan monitoring di tingkat lapangan, di Kabupaten Kulon Progo terdapat potensi kekeringan seluas 562,3 hektare dengan kriteria ringan seluas 118 hektare, sedang seluas 134,5 hektare, berat seluas 54,5 hektare dan puso seluas 60,5 hektare.

Kondisi tanaman padi yang paling berpotensi terjadi kekeringan kriteria berat ada di Pengasih, Temon dan Wates. Untuk mengatasi masalah tersebut pihaknya bekerja sama dengan kelompok tani memanfaatkan sumber mata air terdekat dan sumur bor supaya tanaman padi dapat panen.

Baca juga: Antisipasi gagal panen, Distan Sukabumi pasang pompa air

Selanjutnya, tanaman padi yang puso dan dipastikan gagal panen terdapat di Samigaluh, Girimulyo dan Kalibawanh karena sawahnya merupakan sawah tadah hujan. Saat tanaman padi ditanam, kondisi air masih mencukupi, tapi setelah itu tidak ada hujan.

"Untuk itu, kami membentuk Posko Mitigasi Kekeringan 2019 untuk mengantisipasi dampak elnino pada sektor pertanian," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kodim 0731/Kulon Progo, BBWSSO, bidang pengairan DPUPKP, GP3A dan petugas POPT untuk mengatasi dampak elnino di sektor pertanian.

Baca juga: Puluhan hektare sawah di Solok Selatan gagal panen diserang hama

"Dinas juga menyiapkan brigade pompa air yang bisa dipinjam kelompok tani untuk mengairi lahan pertanian mereka. Kemudian, mengimbau kepada petani memanfaatkan sumber-sumber air yang ada seperti irigasi dan air tanah dangkal," katanya.

Aris mengatakan untuk penanganan pertanaman padi di golongan I MT 2 selama pematian saluran irigasi Kalibawang dari 15 Juli sampai 31 Juli, kebutuhan air di wilayah Temon dan sebagian Kecamatan Wates dan Pengasih, akan dialirkan air dari Waduk Sermo dengan debit 800 liter per detik sampai 31 Juli 2019.

"Kemudian, daeah irigasi Pekik Jamal diupayakan dengan pengairan sumber air yang tersedia," kata Aris.

Baca juga: Kementan siapkan bibit padi unggul hadapi kekeringan

 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019