Kebijakan pengaturan penjualan 1 tiket 1 tempat tidur atau one man one seat akan diberlakukan di seluruh kapal mulai Kamis, 1 Agustus 2019 mendatang
Batam (ANTARA) - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) menghentikan penjualan tiket tanpa tempat tidur atau non-seat demi meningkatkan pelayanan kepada pelanggan mulai 1 Agustus 2019.

Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero) Yahya Kuncoro melalui pesan singkat di Batam, Kepulauan Riau, Minggu, mengatakan perusahaan membuat kebijakan hanya menjual tiket sesuai kapasitas tempat tidur yang terpasang di kapal.

"Kebijakan pengaturan penjualan 1 tiket 1 tempat tidur atau one man one seat akan diberlakukan di seluruh kapal mulai Kamis, 1 Agustus 2019 mendatang," kata dia.

Hal itu sekaligus menghapus kebijakan penjualan tiket non-seat selama periode angkutan Lebaran 2019. Pelni, kata dia, tidak akan memberikan toleransi kelebihan penumpang seperti sebelumnya. Penjualan tiket diatur dan disesuaikan dengan kapasitas tempat tidur di kapal demi menjaga keselamatan dan kenyamanan selama pelayaran.

"Kami mendengarkan masukan dari pelanggan, terutama selama Angkutan Lebaran kemarin di mana jumlah penumpang yang diangkut sesuai izin dispensasi yang kami peroleh dari pemerintah. Karena periode Lebaran sudah usai, kami kembali memberlakukan kebijakan one man one seat," kata Yahya Kuncoro.

Ia mengatakan saat ini kapal Pelni selalu disesaki oleh penumpang. Namun karena pihaknya ingin memberikan pelayanan yang terbaik, maka satu-satunya solusi adalah menjual tiket sesuai kapasitas tempat tidur di kapal.

Pelni sudah melakukan sosialisasi melalui berbagai media agar seluruh calon penumpang memahami kebijakan yang akan diterapkan menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-74.

Pelni juga terus meningkatkan pelayanan, mulai dari layanan tiket yang semakin mudah dijangkau dan pilihan pembayaran yang beragam.

"Penumpang cukup pesan tiket melalui telepon seluler, bayar di ATM atau internet banking dan print  tiket di pelabuhan saat akan berangkat," kata Yahya

Perseroan yang berdiri pada 28 April 1952 juga merombak tampilan kapalnya. Toilet, tempat sampah, vinil, restoran, dinding dan tanda-tanda di kapal ditata agar lebih kekinian dan memudahkan konsumen.

"Kapal sebagai alat produksi dan sarana pelayanan kami perbaiki tampilannya agar penumpang lebih menikmati pelayaran bersama Pelni," katanya.

Baca juga: Pelni tetap utamakan keselamatan, meski ada tiket dispensasi

Baca juga: Lebaran 2019, penjualan tiket dispensasi kapal naik 5,4 persen

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019