Selangor (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya ingin membangun "Community Learning Center" atau CLC tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Malaysia untuk memberikan layanan pendidikan pada anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

"Saat ini CLC yang ada untuk tingkat SD dan SMP. Ke depan, kami ingin agar ada jenjang yang lebih tinggi yakni SMA," ujar Mendikbud di sela-sela Konferensi SEAMEO Council ke-50 di Selangor, Malaysia, Selasa.

Untuk membangun CLC jenjang SMA, kata Mendikbud, maka diperlukan regulasi tidak hanya dari Kementerian Pendidikan Malaysia tetapi juga dalam negeri. Untuk itu, perlu adanya perjanjian kerja sama antarkedua negara.

Mendikbud menambahkan ada setidaknya lebih dari 100.000 warga Indonesia yang bekerja di Malaysia. Anak-anak dari para pekerja migran tersebut harus mendapatkan layanan pendidikan.

"Kami berharap dapat selesai dalam waktu dekat," harap dia.

Jumlah anak yang saat ini belajar di CLC sebanyak 12.330 siswa jenjang SD dan 3.800 untuk jenjang SMP. Jumlah CLC yang ada saat ini mencapai 214 CLC.

CLC merupakan pusat pembelajaran yang sebagian besar terdapat di perkebunan kelapa sawit di wilayah Malaysia bagian timur, baik yang lahir di Sabah atau Sarawak ataupun yang dibawa orang tuanya dari Indonesia tanpa mendapatkan izin tinggal.

Dengan kondisi demikian, anak-anak tidak dapat mengakses pendidikan pada sekolah di Malaysia. CLC menjadi satu-satunya alternatif layanan pendidikan yang dapat diakses.

Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi mengatakan tidak hanya jenjang SMA, Kemendikbud ingin menambah lebih banyak CLC.

"Kami ada diskusi dengan Kementerian Pendidikan Malaysia untuk pendirian CLC di luar ladang, terutama di semenanjung dan perkotaan," kata Didik.

Baca juga: Mendikbud: CLC alternatif utama pendidikan anak TKI di Malaysia
Baca juga: Pemerintah kirim 100 guru ke Malaysia
Baca juga: Perwakilan Indonesia targetkan 50 CLC di Sarawak

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019