Jakarta (ANTARA) -
PT Angkasa Pura II (Persero) memastikan kondisi Bandara Internasional Soekarno-Hatta kembali beroperasi normal usai peristiwa gempa bumi dengan magnitudo 7,4 pada skala Richter (SR) yang berpotensi tsunami terjadi pada pukul 19:03 WIB Jumat (2/8). 

"Mengingat durasi gempa yang tidak lama, situasi bandara kembali normal seperti semula," ujar Manajer Senior Komunikasi Cabang dan Hukum Bandara Internasional Soekarno-Hatta PT Angkasa Pura II Febri Toga, saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Ia juga melaporkan bahwa pelayanan, operasi, serta fasilitas bandara dalam kondisi normal, begitu juga landasan pacu atau runway dalam kondisi normal usai guncangan gempa Bumi itu.

"Layanan dan jadwal penerbangan telah beroperasi normal kembali, karena durasi waktu gempa yang hanya sebentar. Semua sarana, prasarana, fasilitas bandara terutama runway dalam kondisi normal," katanya.

Dengan demikian pesawat terbang sudah bisa lepas landas dan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Sebelumnya General Manager Bandara Husein Sastranegara Iwan Winaya, di Bandung, memastikan aktivitas penerbangan tidak terganggu pascagempa di Banten, Jumat malam.

Menurut dia, saat gempa, kondisi penumpang baik yang akan berangkat maupun di kedatangan tidak ada kepanikan yang berarti. Situasi di landasan pacu pun ia pastikan tidak terganggu oleh adanya gempa yang terjadi Jumat pukul 19.03 WIB tersebut.

Gempa berkekuatan 7,4 pada skala Richter berasal dari perairan Banten di selatan Pulau Jawa dengan kedalaman 10 km melanda sejumlah wilayah pada Jumat pukul 19.03 WIB. Gempa Bumi itu dinyatakan BMKG dapat berpotensi tsunami.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati akhirnya mencabut peringatan dini tsunami itu. Pencabutan peringatan dini dilakukan setelah BMKG menunggu selama dua jam sesuai prosedur standar operasi mereka.

Sementara itu Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM Kasbani mengatakan gempa Bumi dengan kekuatan M7,4 berdasarkan informasi BMKG disebabkan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019